Sponsor

Sunday, September 3, 2017

Pentingnya Pendidikan Dalam Islam

DAFTAR ISI                                                                                                                   
1.        Penempatan orang Tua Dalam Islam ………………
2.        Mencari Bekal Untuk Kehidupan yang Abadi …….
3.        Malam Mingguan di Pesantren ……………………..       
4.        Adab Ketika di Dalam Masjid ………………………
5.        Burung Pipit Merupakan Keluarga yang Bijak …..
6.        Masalah inport Beras di Indonesia …………………       
7.        Antara Cinta dan Cita ……………………………….       
8.        Upaya Manusia Mencari Kebenaran ……………….                  

PRAKATA
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam. Karena telah memberikan kita nikmat iman dan Islam yang merupakan nikmat terbesar yang patut kita syukuri. Salah satunya dengan melaksanakan Shalat berjamaah di mesjid, yang akan membuat kita khusyu beribadah. Melaksanakan Shalat berjamaah di mesjid merupakan hal yang adil dilihat dari segi tempat beribadah. Meskipun Shalat berjamaah pernah di contohkan oleh rasulullah di lapangan atau di tempat selain mesjid. Pernahkah kita berpikir bahwa Mesjid mempunyai kekuatan yang dahsyat? Tentu mayoritas muslim belum mengetahui hal tersebut. Namun minoritas muslim ada yang merasakan hal tersebut yang di kehendaki oleh Allah SWT.
Namun, kapan kita merasakan kekuatan yang dahsyat tersebut? Bagaimana cara yang harus dilalui untuk mencapai kekuatan tersebut? Apa perbedaan antara sebelum merasakan kekuatan dari mesjid dan sesudah merasakan kekuatan dari mesjid?
Ketika umat Islam dilanda permasalahan yang rumit ataupun masalah kecil dan membuat umat Islam lupa mengerjakan shalat berjamaah. Padahal sebagaimana yang telah dijelaskan oleh  hadist rasulullah “Shalat itu adalah tiangnya agama baran siapa yang menegakkannya maka dia telah benar- benar menegakkan agama , dan baragsiapa yang meninggalkannya, maka ia benar-benar merobohkan agama.” (HR. Muslim). Pada dasarnya umat Islam hanya mendekatkan diri kepada Allah jika sedang ada masalah, tetapi ketika sedang senang mereka lupa pada Allah. Kita bisa merasakan kekuatan tersebut jika kita bersungguh-sungguh untuk shalat dengan khusyu. Tentu harus dengan menghayati makna dari setiap doa ketika sedang melaksanakan shalat.
Dengan cara sebagai berikut maka Insyaallah kita bisa mencapai kekuatan dari mesjid. Yang pertama, bersungguh- sungguh beribadah kepada Allah swt, menghayati setiap doa ketika shalat, perdalam membaca Al Quran, mencontoh pada al Quran dan sunnah rasul. Dengan melaksanakan semua ini insyaallah bisa merasakan kekuatan dari mesjid, tentu meaksanakan Shalat tersebut di mesjid. Akan tetapi yang lebih kuat dari kekuatan mejid tersebut ketika kita melaksankan shalat tahajud dengan  berdoa kepada Allah SWT.
Setelah kita merasakan kekuatan dari mesjid tentu diri kita akan jauh berbeda dari sebelumnya. Perubahan tersebut akan membawa seseorang untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Perubahan ini berbeda-beda kepada setiap orang, contoh yang terjadi membuat seseorang tekun beribadah serta bisa merasakan ketentraman jiwa.
Mudah-mudahan buku ini bisa bermanfaat bagi para pembaca, dan khususnya bagi penuis sendiri. Dalam menemukan kekuatan dari mesjid yang luar biasa, sehingga kita dapat mersakan nikmatnya hidup ini, dan mencapai kebahagiaan atas dasar Islam yang melandasi Al Quran dan sunnah ( perkataan dan meneladani rasulullah). Hanya Allah Yang Mahakuasa atas segala dan hanya kepada-Nya kita memohon pertolonganbagi kita semua.
1.   Penempatan  orang  tua  dalam  Islam
D
alam Islam penematan posisi kedua orang tua menjadi yang utama. Karena bagimanapun yang menentukan pola perilaku anak adalah orang tua itu sendiri. Dan tidak ada pendidikan yang bisa membentuk karakter anak kecuali pendidikan di keluarga. Karena bagi sang anak, guru yang pertama mendidik dan mengajarkan suatu hal adalah seorang ayah dan ibu. Meskipun ada anak yang kehilangan orang tua nya di waktu kecil, bisa dikatakan bahwa yang mendidik mereka adalah yang membesarkannya baik itu saudara ataupun orang tua angkatnya.
Akan tetapi anak sendiri kadang tidak menyadari bahwa dengan susah payah orang tua mendidik dan membesarkannya. Seharusnya yang menjadi seorang anak harus memahami apa keinginan orang tuanya termasuk jangan membentak kepada orang tua. Rasulullah SAW bersabda tentang penempatan seorang ibu, yang artinya: “Surga itu di bawah telapak kaki kaum ibu.” (HR. Ahmad). Penempatan kaum ibu sangat dihormati dalam islam. Dengan dikatakan bahwa surga ada di bawah telapak kaki kaum ibu adalah bahwa kaum ibu yang melahirkan, mendidik, dan membesarkan anaknya. Dan ada seorang laki- laki yang bertanya kepada rasululah. Ya rasulallah, apakah saya berhutang kepaa ibu saya? Dengan apakah hutang tersebut dapat aku lunasi? Maka rasulullah menjawab: hai anak muda, meskipun engkau mempunyai harta sebanyak gunung, tentu utangmu kepada ibumu belum bisa kau lunasi.
Ibu yang bersusah payah dalam membesarkan anaknya tentu pantas ditempatkan dengan sangat dihormati. Tidak seperti zaman jahiliah. Banyak orang tua yang apabila melahirkan anakperempuan maka akan dibunuh. Karena pada zaman jahiliah penempatan seorang perempuan tidak dimuliakan, tetapi apabila keluarga mempunyai anak perempuan itu dianggap hina. Karena pada zaman jahiliah posisi laki-laki yang menjadi paling utama. Seperti yang telah kita dengar pada silsilah keturunan raja, bahwa yang memimpin kerajaan adalah seorang  laki-laki.
Akan tetapi setelah datangnya Islam, seorang perempuan tidak ditempatkan pada posisi yang hina. Justru sebaliknya, Islam menempatkan seorang ibu sebagai yang dihormati. Dan ada sebuah hadist tentang hubungan antara Allah dengan keridlaan orang tua. Yang artinya sebagai berikut: “ Ridha Allah tergantung pada kerelaan kedua orang tua dan murka Allah tergantung pada kemarahan kedua orang tua.” (HR. Tirmidzi).













2.   Mencari bekal untuk kehidupan yang abadi
H
idup yang singkat ini sangat diistimewakan oleh setiap manusia, padahal diri mereka sendiri mengetahui bahwa akan ada kehidupan yang abadi di akhirat nanti.  Dengan kehidupan didunia ini kita diwajibkan mencari bekal untuk kehidupan di alam yang abadi nanti. Bekal tersebut berupa Amal yang salih,banyak membaca Al Quran,  mencari ilmu dan mengamalkannya, dan berbuat baik kepada semua makhluk . dengan tujuan kita masuk surga. Semua manusia pasti menginginkan masuk surga, akan tetapi mereka tahu bahwa masuk surga itu tidak mudah. Kita sebagai manusia yang berakal mengetahui bahwa masuk surga itu tidak akan mudah seperti kita membalikkan telapak tangan. Jangankan masuk surga, apabila kita akan bersaing dengan orang yang pandai akan memasuki perguruan tinggi maka kita tidak akan mudah mendapatkan diterima. Akan tetapi kita perlunya berdoa dan beusaha untuk mencapai tujuan kita.
Kita sebagai manusia tentu ingin bahagia di dunia dan di akhirat. Kadang kita tidak pernah bisa meng imbanginya kapan amalan dunia dilaksanakan dan kapan amalan akhirat dilaksanakan. Rasulullah SAW bersabda: “ barang siapa yang menghendaki dunia, maka baginya ilmu. Dan barangsiapa yang menghendaki kebahagiaan dunia dan akhirat baginya ilmu.” Jadi jelas bahwa ilmu merupakan yang utama, akan tetapi harus disertai dengan agama. Pribahasa mengatakan Ilmu tanpa Agama sama dengan hampa, Agama tanpa ilmu sama dengan hampa. Jadi antara ilmu dengan agama saling berdampingan kita harus bisa menyeimbangkan antara ilmu dengan agama kita.
Sebagaimana dalam firman Allah SWT yang artinya: “Hai orang- orang ang beriman, apabila dikatakan kepadamu : Berlapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah.  Niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu.  Dan apabila dikatakan : Berdirilah kamu, maka berdirilah. Niscaya  Allah akan meninggikan orang- orang yang beriman diantaramu dan orang- orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah : 11).
Walaupun kita sudah berusaha mencari ilmu dan mengerjakan amalan yang salih lainnya, akan tetapi kita tidak akan mengetahui apakah kita akan masuk surga atau neraka. Kita hanya mahluk yang ikhtiar atau berusaha dalam mencari dan menjalankan perintah Al-Quran dan hadis serta menjauhi apa yang telah dilarang oleh Al- Quran dan hadis. Kita sebagai mahluk harus berhusnuzon kepada Allah, bahwa apa yang diberikan kepada kita itu yang terbaik bagi kita dan harus bisa diterima dengan lapang dada. Meskipun itu musibah, karena dalam segala sesuatu itu terdapat hikmah.











3.     Malam Mingguan di PESANTREN
M
ungkin sedikit terdengar aneh di kalangan muda yang tidak pesantren. Setidaknya bagi kalangan muda yang tidak pesantren, biasanya malam minggu digunakan untuk hiburan. Baik itu nongkrong, main ke pacar, ataupun jalan- jalan bareng keluarga. Akan tetapi bagi anak muda di salah satu tempat di kabupaten Ciamis ini sudah tak asing lagi melaksanakan kajian motifasi dan keagamaan setiap malam minggu. Malam minggu sudah menjadi kajian keagamaan rutin setiap malam minggu. Yang berawal dari dua orang pemuda laki- laki yang pada malam minggu tidak ada kegiatan apa-apa, akan tetapi mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan malam minggu itu. Mereka memanfaatkan madrasah dan mengajak anak- anak SD , SLTP dan SLTA untuk diajak mengikuti kajian keagamaan dan motifasi.
Kajian ini bukan hanya di berikan materi oleh anak muda saja, tetapi juga mendatangkan dua ustadz untuk mengisi materi kepada anak- anak. Karena menurut logika bahwa anak yang masih sekolah, sangat memerlukan motifasi dari berbagai pihak. Apabila seorang anak tidak diberikan motifasi, maka semangat untuk belajarnya kurang. Dan tidak sedikit anak yang mengalami down, akibat dari kurangnya perhatian orang tua ataupun temannya.
Selain mengkaji Al Quran dan memberikan motifasi kepada anak-anak, juga memberikan gambaran tentang pelajaran- pelajaran yang di pelajari di setiap sekolahnya. Hal ini untuk membangkitkan semangat belajar dan membaca terhadap apa yang mereka pelajari selama di sekolah. Bukanlah hal mudah bagi dua pemuda tersebut untuk mengajak dan memberikan materi kepada anak- anak, karena dalam hal ini perlunya penngorbanan bagi semua pihak, baik berupa materi ataupun waktu.
Hal seperti ini dimaksudkan untuk menjadi contoh bagi masyarakat lain. Bahwa seorang anak perlu di bimbing dan dimotifasi untuk menjadi seorang yang diharapkan oleh orang tuanya. Seperti para orang tua di jepang yang selalu memberikan motifasi kepada anak- anaknya dan di didik supaya menjadi anak yang cerdas. Tidak ada salahnya kita sebagai orang Indonesia harus mencontoh kepada orang jepang yang menjadi sukses dalam berbagai bidang salah satu faktor yang mendukungnya adalah motifasi dan mendidik ana dengan benar.
 Bila kita lihat pada zaman super modern sekarang ini, bukan sedikit anak muda yang terjerumus pada jalan yang salah. Faktornya dalah karena kurangnya pengawasan orang tua, kurangnya iman, dan faktor lingkungan yang mendukung pada jalan yang salah. Apabila ada anak yang terjerumus pada pergaulan yang salah, maka hal ini bukan merugikan dirinya saja akan tetapi nama orang tua dan keluarganya akan terbawa oleh perilaku anak tersebut.
Faktor untuk membuat anak tidak terjerumus pada pergaulan yang salah, salah satunya dengan cara mengadakan kajian motifasi dan keagamaan secara rutin dan mengajak anak-anak SLTP dan SLTA pada kajian tersebut. Apabila seluruh siswa SLTP dan SLTA sudah terbiasa dengan mengikuti kajian tersebut maka insyaallah akan membuat anak menjadi semangat dalam belajar dan mencari ilmu.
Kesimpulannya adalah motifasi, dasar agama yang kuat dan perhatian orang tua adalah pokok untuk membuat anak menjadi lebih baik dan percaya diri. Demi mewujudkan poin- poin dari pancasila dan menjalankan perintah agama demi mencapai tujuan yang benar. Karena di dunia ini hanya ada dua jenis macam manusia, yaitu manusia yang baik akan melakukan kebaikan dan orang jahat akan melakukan kejahatan.


4.   Adab ketika di Masjid
S
ebagaimana kita memuliakan masjid sebagai tempat ibadah umat Islam, maka di masjid mempunyai aturan- aturan yang harus ditaati oleh masing-masing umat Islam ketika akan memasuki masjid. Jangan disamakan dengan kita memasuki rumah, apabila akan memasuki rumah ada sebagian umat Islam yang lupa membaca doa, atau melangkahkan kaki yang kiri dulu. Akan tetapi kita jangan menyamakan dengan akan memasuki sebuah masjid. Kita arus menjaga etika dan pakaian kita harus sesuai dengan tata aturan yang ada di mesjid.
Apabila kita memasuki masjid maka kita jangan langsung duduk. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam sabda rasulullah yang  artinya: “Apabila memasuki masjid,janganlah langsung duduk akan tetapi shalatlah dua rakaat terlebih dahulu”. (HR. Baihaqi). Dalam arti lain bahwa masjid adalah tempat yang mulia, maka kita harus menjaga perilaku kita, dan shalat dua rakaat tersebut merupakan tanda salam kepada Allah.
Kita harus meyakini bahwa mesjid mempunyai kekuatan yang diman penghuninya melakukan shalat akan menadapatkan kekuatan tersebut dengan izin Allah SWT. Masjid selain sebagai tempat beribadah yang bisa memberikan kekuatan kepada umat Islam, juga sebagai tempat mencari berkah Allah dalam melaksanakan peribadahan dan berdoa. Mesjid juga merupakan bangunan yang kokoh, contohnya masjid yang ada di NAD ketika terjadi tsunami tidak hancur. Manusia bertanya, “kekuatan apa yang membuat masjid tahan akan tsunami?” nah, kita berfikir secra rasional. Seharusnya semua yang terkena tsunami itu hancur seprti bangunan yang lainnya, akan tetapi Allah berkehendak lain, masjid adalah tempat yang suci dan akan dilindungi oleh Allah setelah Al Quran.
Apabila kita meyakini bahwa selain kekuatan Allah untuk melindungi masjid, kekuatan Allah juga diberikan kepada makhluk yang Allah kehendaki. Untuk mendekatkan diri kepada Allah, kita berkumpul melaksanakan shalat berjamaah dah membaca Al Quran. Sebagaimana sabda rasulallah: “ tidak berkumpul salah satu kaum di salah satu rumah Allah ta’ala sedang mereka membaca kitabnya dan mengkajinya, melainkan mereka akan dilimpahi ketenangan, dicurahi rahmat, diliputi para malaikat, dan disanjung oleh Allah dihadapan para makhluk yang disisi-Nya.” (HR. Abu Dawud).     
Ada suatu keterangan bahwa apabila ada orang musyrik yang ingin memakmurkan mesjid, dan jelas- jelas orang tersebut melakukan kemusyrikan maka tidak pantas dia memakmurkan sebuah mesjid sebagaimana dalam Firman Allah:
“Tidak pantas orang- orang musyrik  memakmurkan mesjid Allah, padahal mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Mereka itu sia- sia amalnya, dan mereka itu ekal di dalam neraka. Sesungguhnya yang memakmurkan mesjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan shalat, zakat dan tidak takut kepada apapun kecuali kepada Allah. Maka mudah- mudahan mereka mendapatkan petunjuk.” (QS. At-Taubah 17-18).
Menjaga masjid merupakan tugas yang mulia. Karena dalam firman Allah dijelaskan bahwa yang pantas menjaga mesjid hanya orang yang tidak berbuat musyrik. Mudah- mudahan kita termasuk orang yang tidak pernah melakukan dosa besar tersebut dan semoga kita senantiasa ada dalam lindungan Allah SWT amien. (oleh : Yoyo Sukmara).


5.    Burung Pipit Merupakan Keluarga  yang Bijak
P
ernahkah kita sebagai makhluk berakal mengambil pelajaran dari lingkungan sekitar kita?? Mari kita pahami salah satunya dengan melihat dari proses kehidupan burung pipit. Burung pipit merupakan hewan yang bijak dalam berumah tangga karena mereka mempunyai kebiasaan sebelum masa kawinnya mereka mencari pasangan terlebih dahulu layaknya seperti manusia, akan tetapi sedikit bedanya dengan kebanyakan perilaku manusia. Yaitu kalau mayoritas perilaku manusia adalah menikah dulu lalu membuat rumah, sedangkan burung pipit setelah mencari pasangan maka akan saling membantu dan membangun sarang mereka. Itu tanpa bantuan dari saudara atau induk burung pipit tersebut. Sedangkan mayoritas dari kebiasaan manusia yaitu membangun rumah dan tetap membutuhkan bantuan orang tua.
Dalam artian bahwa manusia selalu menyusahkan orang tua, seharusnya kita ambil pelajaran dari burung pipit. Karena tidak ada hal yang tidak mungkin bagi manusia kecuali satu hal yaitu memakan kepala sendiri. Jadi apa salahnya kita mencontoh kepada burung pipit itu sendiri.
6.    Masalah di Indonesia yang Inport Beras
I
nilah kata yang sering kita dengar dari masyarakat sekitar. Kenapa Indonesia infor beras? Seharusnya Indonesia bisa eksfor, bukan infor. Penyebabnya yaitu karena faktor sebagai berikut: Pertama, karenakurangnya minat masyarakat di Indonesia terhadap pertanian, terutama di kalangan muda. Karena lebih memilih menjadi seorang pegawai, dan pertanian di Indonesia banyak di kerjakan oleh kalangan tua. Meskipun banyak perguruan tinggi yang menangani pertanian, akan tetapi belum mampu membuat agar Indonesia bisa mengeksfor beras dengan jumlah besar, karena selain tanah Indonesia yang subur, juga banyak SDM yang mempunyai peran terhadap pertanian. Seperti pada zaman pemerintahan Presiden Soeharto,selain  Indonesia dikenal sebagai negara berkembang dalam pembangunan, juga dikenal sebagai negara berkembang dalam bidang pertanian yang selalu mengekspor hasil pertanian dan salah satunya adalah beras.
Kedua, karena lahan yang tersedia digunakan sebagai lapangan pekerjaan, rumah, gedung, ataupun digunakan sebagai  sekolah. Kesalahan ini membuat masyarakat kekurangan beras yang berkelangsungan, terutama beras adalah mayoritas makanan pokok masyarakat Indonesia. Seharusnya masyarakat Indonesia bisa menangani masalah ini, jangan selalu di gantungkan terhadap bantuan dari pemerintah. Contohnya bantuan beras bulog yang membuat warga berbondong-  bondong menyerbu untuk dikonsumsi. Padahal kalau diteliti secara detail, beras bulog tersebut belum tentu kejaminan kualitas ataupun apa dampak dari seringnya mengkonsumsi beras bulog. Untuk menghindari bahaya yang terkandung dari beras bulog masyarakat seharusnya bisa berfikir bagaimana cara menghasilkan padi, karena beras bulog dengan beras yang dihasilkan langsung dari petani jelas berbeda dari segi kualitas, dan kesehatannya.
Ketiga, kurangnya kreatifitas menciptakan lahan untuk menanam padi. Meskipun masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi menyadari bahwa yang mereka jadikan makanan pokoknya adalah beras, tetapi mereka tidak sadar bagaimana cara membuat lahan untuk menanam padi. Hal ini justru dianggap sepele oleh masyarakat, tetapi mereka justru tidak sadar bahwa sedikitpun padi yang ditanam maka akan menghasilkan, dengan cara pemeliharaan yang benar.
Keempat, banyaknya masyarakat yang memandang bahwa uang adalah faktor utamanya. Hal ini membuat orang lebih mengambil cara yang lebih mudah untuk mendapatkan uang tersebut. Yaitu mayoritas orang pergi ke kota untuk mencari uang, orang tersebut justru tidak sadar bahwa apa yang ia konsumsi salah satunya ialah nasi, tetapi kebanyakan orang tidak menyadari akan hal tersebut.
Kelima, kurangnya menghargai terhadap jasa petani. Andai kata bahwa orang sering mengatakan seorang murid harus menghargai gurunya, kata tersebut menurut saya tidak harus terhadap guru yang memberikan pelajaran di ruang kelas saja. Akan tetapi terhadap orang yang bisa memberikan ilmu yang bermanfaat, maka kita harus menghargainya. Petani adalah pahlawan tanda jasa!. Mungkin saudara sekalian berfikir mengapa bisa dikatakan seperti seorang guru saja. Dalam kenyataannya bahwa petani kurang dihargai oleh sebagian kalangan masyarakat. Guru dapat dikatakan pahlawan tanpa tanda jasa karena tidak ada tanda yang khusus diberikan kepada seorang guru, tetapi lihatlah seorang petani. Mereka bersusah payah mulai dari mencangkul sampai memenen padi, mereka berjuang keras demi mendapatkan beras yang berkwalitas baik demi menghidupi masyarakat Indonesia. Tetapi banyak pedagang yang membeli beras tersebut dengan harga yang murah dan tidak sebanding dengan perjangan petani tersebut, bahkan pemerintah malah menaikkan harga pupuk, bibit dan obat pembasmi hama.  Padahal mayoritas masyarakat Indonesia mengkonsumsi nasi, baik itu seorang guru, profesor, polisi, pejabat, bahkan presiden dan wakil presiden pun mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokoknya.
Keenam, mayoritas  golongan tua yang bekerja di pertanian, khususnya di sawah. Faktor yang keenam ini adalah faktor yang yang sangat berbahaya, karena kalangan muda harus mampu melanjutkan pekerjan yang lanjut usia, kerena yang sudah lanjut usia tidak akan mampu bertani seperti sejak mudanya. Yang  menjadi generasi penerusnya adalah kalangan muda, maka dari itu sebelum petani di Indonesia berkurang dan beras harus menginport dengan jumlah besar, maka sejak saat ini petani harus menajarkan ilmunya kepada kalangan muda yang akan meneruskan pekerjaan bertani tersebut.
Dari keenam faktor tersebut, maka kita sebagai masyarakat Indonesia harus mampu memecahkannya, dan mampu menjadi Indonesia seperti dahulu yang terkenal dengan pembangunan dan pertaniannya. Dengan cara kreatif, berfikir positif, serta mampu menjalankan Pancasila sebagaimana kita menjungjung tinggi akan nilai dari sila Pancasila.

7.    Antara cita dan ciNta
B
agaimana dengan memilih yang ini? Tentu akan sangat membingungkan bagi yang sudah terbiasa memilih keduanya. Apabila seseorang sanggup memilih salah satu dari cinta atau cita maka akan fokus pada salahsatu yang dipilihnya. Kita lihat di dalam kehidupan remaja yang mayoritas memilih cinta, mugkin karena remaja sedang masa-masanya puber dan rasa cinta yang hebat. Tidak jarang banyak remaja yang terjerumus pada kesalahan saat memilih cinta.
Ada sebagian remaja yang menjalankan keduaya, yaitu apabial bercinta mereka merasa bersemangat dalam belajar. Akan tetapi mereka tetap berbuat salah, yaitu terlalu memilih cinta. Tidak sedikit remaja yang berbohong untuk belajar bersama temannya, tetapi mereka malah pacaran. Akhirnya mereka terjerumus pada suatu hal yang salah. Mungkin ada pertanyaan bagaimana supaya kita tidak terjerumus pada hal yang salah? Tentu jawabannya sangat simpel yaitu korbankan cinta dan pilihlah cita. Apabila kita sudah memilih cita, maka kita akan memperjuangkan apa yang kita tuju dan tentunya bukan untuk kehidupan remaja bisa dirasakan, tetapi untukk masa depan yang cerah. Tetapi apabila kita memilih cinta, maka pada saat itu kita hanya akan dirugikan. Baik membuang- buang waktu, membuang- buang uang, dan tentu kita akan sakit hati daan meraa kecewa saja. Dampak dari memilih cinta akan banyaknya perjinahaa, dan lebih parah lagi apabila diputukan pacarnya nekad bunuh diri… parahh.
Apabila kita memilih cita, nah dengan ini maka kita akan merasa bersemangat untuk menentukan masa depannya. Karena mayoritas orang yang memilih cita, menuliskan target dan tujuannya dalam bentuk kertas dengan tujuan yang termudah hingga tujuan yang paling sulit. Orang yang memilih cita mereka akan terus mencari ilmu dan selalu belajar dan belajar. Allah pun telah menjanjikan terhadap orang yang berilmu: “ Hai orang orang yang beriman, apabila telah dikatakan kepadamu: berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberikan kelapangan untumu. Dan apabila dikatakan:Berdirilah kamu. Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang- orang yang beriman diantaramu dan orang- orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah :11).
Dalam Al-Quran sudah dijelaskan apabila kita memilih cita tentu kita akan berjuang untuk mencari ilmu, dan orang yang mencari ilmu maka akan ditinggikan derajatnya oleh Allah. Dan perlu diingat, bhwa Allah menilai bukan dari hasil tetapi dari proses kita. Bagaimana cara yang digunakan untuk mencari ilmu, dan apakah ikhlas tidaknya seseorang melaluinya. Dalam kehidupan sehari-hari disebutkan bahwa anak remaja yang tidak memiliki pasangan (pacar) disebut tidak zaman. Inilah penapsiran remaja zaman sekarang yang seharusnya dibenarkan. Padahal remaja yang tidak punya pasangan tersebut akan jauh dari maksiat.
8.  Upaya Manusia Mencari Kebenaran
T
idak ada hentinya setiap manusia mencari suatu kebenaran dihadapan Tuhannya. Pendapat, ilmu pengetahuan, dan ilmu keagamaan terus digali lebih dalam supaya mencari suatu kebenaran yang hakiki. Dengandemikian semua manusia memiliki tujuan yang sama pada intinya, yaitu mempelajari semua ilmu untuk mencari kebenaran yang hakiki. Akan tetapi banyak manusia yang keluar dari tujuan tersebut, yaitu manusia yang tersesat dengan mencari tujuan yang lain. Dalam berbagai agama diajarkan bahwa mencari kebenaran yang hakiki adalah tujuan umat manusia yang sebenarnya, akan tetapi cara yang dilaluinya tentu berbeda- beda.
Banyak yang membuat manusia tertarik untuk menjadi seorang yang berilmu, tentu orang yang berilmu adalah orang yang akan mendapatkan kebahagiaan. Baik dari sisi keilmuannya ataupun akan menjadi orang yang bermanfaat bagi dirinya dan umumnya bagi orang lain atau masyarakat. Jika kita pahami sangat jauh berbeda antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu, karena orang yang berilmu akan menggunakan akal dan pikirannya dalam melakukan suat kegiatan, sedangkan orang yang tidak terlalu memahami ilmu tentu akan dengan  nafsunya ia akan melakukan suatu kegiatan. Dalam mencari kebenaran tersebut manusia dengan penuh pengabdian terhadap ilmu, maka manusia tidak akan pernah berhenti mencari ilmu. Kebenaran adalah hasil dari ilmu yang pembuktian dari pemikiran yang berdasarkan ilmu yang dibuktikan dengan penciptaan dari sebuah pemikiran.
Hmmmmm…. Ilmu memang akan membuat hidup menjadi terarah. Pantas saja jika di Indonesia di wajibkan untuk sekolah 9 tahun. Itu sudah termasuk mempermudah masyarakat untuk mendapatkan ilmu,


0 Komentar:

Post a Comment

bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online