DAFTAR
ISI
1. Penempatan
orang Tua Dalam Islam ………………
2. Mencari
Bekal Untuk Kehidupan yang Abadi …….
3. Malam
Mingguan di Pesantren ……………………..
4. Adab
Ketika di Dalam Masjid ………………………
5. Burung
Pipit Merupakan Keluarga yang Bijak …..
6. Masalah
inport Beras di Indonesia …………………
7. Antara
Cinta dan Cita ……………………………….
8. Upaya
Manusia Mencari Kebenaran
……………….
PRAKATA
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan
semesta alam. Karena telah memberikan kita nikmat iman dan Islam yang merupakan
nikmat terbesar yang patut kita syukuri. Salah satunya dengan melaksanakan
Shalat berjamaah di mesjid, yang akan membuat kita khusyu beribadah.
Melaksanakan Shalat berjamaah di mesjid merupakan hal yang adil dilihat dari
segi tempat beribadah. Meskipun Shalat berjamaah pernah di contohkan oleh
rasulullah di lapangan atau di tempat selain mesjid. Pernahkah kita berpikir
bahwa Mesjid mempunyai kekuatan yang dahsyat? Tentu mayoritas muslim belum
mengetahui hal tersebut. Namun minoritas muslim ada yang merasakan hal tersebut
yang di kehendaki oleh Allah SWT.
Namun, kapan kita merasakan kekuatan yang dahsyat tersebut?
Bagaimana cara yang harus dilalui untuk mencapai kekuatan tersebut? Apa
perbedaan antara sebelum merasakan kekuatan dari mesjid dan sesudah merasakan
kekuatan dari mesjid?
Ketika umat Islam dilanda permasalahan yang
rumit ataupun masalah kecil dan membuat umat Islam
lupa mengerjakan shalat berjamaah. Padahal sebagaimana yang telah
dijelaskan oleh hadist rasulullah “Shalat itu adalah tiangnya agama
baran siapa yang menegakkannya maka dia telah benar- benar menegakkan agama ,
dan baragsiapa yang meninggalkannya, maka ia benar-benar merobohkan agama.”
(HR. Muslim). Pada dasarnya umat Islam hanya mendekatkan diri kepada Allah jika
sedang ada masalah, tetapi ketika sedang senang mereka lupa pada Allah. Kita
bisa merasakan kekuatan tersebut jika kita bersungguh-sungguh untuk shalat
dengan khusyu. Tentu harus dengan menghayati makna dari setiap doa ketika
sedang melaksanakan shalat.
Dengan cara sebagai berikut maka Insyaallah kita bisa
mencapai kekuatan dari mesjid. Yang pertama, bersungguh- sungguh beribadah
kepada Allah swt, menghayati setiap doa ketika shalat, perdalam membaca Al
Quran, mencontoh pada al Quran dan sunnah rasul. Dengan melaksanakan semua ini
insyaallah bisa merasakan kekuatan dari mesjid, tentu meaksanakan Shalat
tersebut di mesjid. Akan tetapi yang lebih kuat dari kekuatan mejid
tersebut ketika kita melaksankan shalat tahajud dengan berdoa kepada
Allah SWT.
Setelah kita merasakan kekuatan dari mesjid tentu diri kita
akan jauh berbeda dari sebelumnya. Perubahan tersebut akan membawa seseorang
untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Perubahan ini berbeda-beda kepada
setiap orang, contoh yang terjadi membuat seseorang tekun beribadah serta bisa
merasakan ketentraman jiwa.
Mudah-mudahan buku ini bisa bermanfaat bagi para pembaca,
dan khususnya bagi penuis sendiri. Dalam menemukan kekuatan dari mesjid yang
luar biasa, sehingga kita dapat mersakan nikmatnya hidup ini, dan mencapai
kebahagiaan atas dasar Islam yang melandasi Al Quran dan sunnah ( perkataan dan
meneladani rasulullah). Hanya Allah Yang Mahakuasa atas segala dan hanya
kepada-Nya kita memohon pertolonganbagi kita semua.
1. Penempatan orang tua dalam Islam
D
|
alam Islam penematan posisi kedua orang tua menjadi yang
utama. Karena bagimanapun yang menentukan pola perilaku anak adalah orang tua
itu sendiri. Dan tidak ada pendidikan yang bisa membentuk karakter anak kecuali
pendidikan di keluarga. Karena bagi sang anak, guru yang pertama mendidik dan
mengajarkan suatu hal adalah seorang ayah dan ibu. Meskipun ada anak yang
kehilangan orang tua nya di waktu kecil, bisa dikatakan bahwa yang mendidik
mereka adalah yang membesarkannya baik itu saudara ataupun orang tua angkatnya.
Akan tetapi anak sendiri kadang tidak menyadari bahwa dengan
susah payah orang tua mendidik dan membesarkannya. Seharusnya yang menjadi
seorang anak harus memahami apa keinginan orang tuanya termasuk jangan
membentak kepada orang tua. Rasulullah SAW bersabda tentang penempatan seorang
ibu, yang artinya: “Surga itu di bawah telapak kaki kaum ibu.” (HR.
Ahmad). Penempatan kaum ibu sangat dihormati dalam islam. Dengan dikatakan
bahwa surga ada di bawah telapak kaki kaum ibu adalah bahwa kaum ibu yang
melahirkan, mendidik, dan membesarkan anaknya. Dan ada seorang laki- laki yang
bertanya kepada rasululah. Ya rasulallah, apakah saya berhutang kepaa ibu saya?
Dengan apakah hutang tersebut dapat aku lunasi? Maka rasulullah menjawab: hai
anak muda, meskipun engkau mempunyai harta sebanyak gunung, tentu utangmu
kepada ibumu belum bisa kau lunasi.
Ibu yang bersusah payah dalam membesarkan anaknya tentu
pantas ditempatkan dengan sangat dihormati. Tidak seperti zaman jahiliah.
Banyak orang tua yang apabila melahirkan anakperempuan maka akan dibunuh.
Karena pada zaman jahiliah penempatan seorang perempuan tidak dimuliakan,
tetapi apabila keluarga mempunyai anak perempuan itu dianggap hina. Karena pada
zaman jahiliah posisi laki-laki yang menjadi paling utama. Seperti yang telah
kita dengar pada silsilah keturunan raja, bahwa yang memimpin kerajaan adalah
seorang laki-laki.
Akan tetapi setelah datangnya Islam, seorang perempuan tidak
ditempatkan pada posisi yang hina. Justru sebaliknya, Islam menempatkan seorang
ibu sebagai yang dihormati. Dan ada sebuah hadist tentang hubungan antara Allah
dengan keridlaan orang tua. Yang artinya sebagai berikut: “ Ridha Allah
tergantung pada kerelaan kedua orang tua dan murka Allah tergantung pada
kemarahan kedua orang tua.” (HR. Tirmidzi).
2. Mencari bekal untuk kehidupan yang abadi
H
|
idup yang singkat ini sangat diistimewakan oleh setiap
manusia, padahal diri mereka sendiri mengetahui bahwa akan ada kehidupan yang
abadi di akhirat nanti. Dengan kehidupan didunia ini kita diwajibkan
mencari bekal untuk kehidupan di alam yang abadi nanti. Bekal tersebut berupa
Amal yang salih,banyak membaca Al Quran, mencari ilmu dan
mengamalkannya, dan berbuat baik kepada semua makhluk . dengan tujuan
kita masuk surga. Semua manusia pasti menginginkan masuk surga, akan tetapi
mereka tahu bahwa masuk surga itu tidak mudah. Kita sebagai manusia yang
berakal mengetahui bahwa masuk surga itu tidak akan mudah seperti kita
membalikkan telapak tangan. Jangankan masuk surga, apabila kita akan bersaing
dengan orang yang pandai akan memasuki perguruan tinggi maka kita tidak akan
mudah mendapatkan diterima. Akan tetapi kita perlunya berdoa dan beusaha untuk
mencapai tujuan kita.
Kita sebagai manusia tentu ingin bahagia di dunia dan di
akhirat. Kadang kita tidak pernah bisa meng imbanginya kapan amalan dunia
dilaksanakan dan kapan amalan akhirat dilaksanakan. Rasulullah SAW bersabda: “
barang siapa yang menghendaki dunia, maka baginya ilmu. Dan barangsiapa yang
menghendaki kebahagiaan dunia dan akhirat baginya ilmu.” Jadi jelas bahwa ilmu
merupakan yang utama, akan tetapi harus disertai dengan agama.
Pribahasa mengatakan Ilmu tanpa Agama sama dengan hampa, Agama tanpa ilmu sama
dengan hampa. Jadi antara ilmu dengan agama saling berdampingan kita harus bisa
menyeimbangkan antara ilmu dengan agama kita.
Sebagaimana dalam firman Allah SWT yang artinya: “Hai orang-
orang ang beriman, apabila dikatakan kepadamu : Berlapanglah dalam majlis, maka
lapangkanlah. Niscaya Allah akan memberikan kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan : Berdirilah kamu, maka berdirilah.
Niscaya Allah akan meninggikan orang- orang yang beriman diantaramu
dan orang- orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah : 11).
Walaupun kita sudah berusaha mencari ilmu dan mengerjakan
amalan yang salih lainnya, akan tetapi kita tidak akan mengetahui apakah kita
akan masuk surga atau neraka. Kita hanya mahluk yang ikhtiar atau berusaha
dalam mencari dan menjalankan perintah Al-Quran dan hadis serta menjauhi apa
yang telah dilarang oleh Al- Quran dan hadis. Kita sebagai mahluk harus
berhusnuzon kepada Allah, bahwa apa yang diberikan kepada kita itu
yang terbaik bagi kita dan harus bisa diterima dengan lapang dada. Meskipun itu
musibah, karena dalam segala sesuatu itu terdapat hikmah.
3. Malam Mingguan di PESANTREN
M
|
ungkin sedikit terdengar aneh di kalangan muda yang
tidak pesantren. Setidaknya bagi kalangan muda yang tidak pesantren, biasanya
malam minggu digunakan untuk hiburan. Baik itu nongkrong, main ke pacar,
ataupun jalan- jalan bareng keluarga. Akan tetapi bagi anak muda di salah
satu tempat di kabupaten Ciamis ini sudah tak asing lagi melaksanakan kajian
motifasi dan keagamaan setiap malam minggu. Malam minggu sudah menjadi kajian
keagamaan rutin setiap malam minggu. Yang berawal dari dua orang pemuda laki-
laki yang pada malam minggu tidak ada kegiatan apa-apa, akan tetapi mereka
tidak menyia-nyiakan kesempatan malam minggu itu. Mereka memanfaatkan madrasah
dan mengajak anak- anak SD , SLTP dan SLTA untuk diajak mengikuti kajian
keagamaan dan motifasi.
Kajian ini bukan hanya di berikan materi oleh anak muda
saja, tetapi juga mendatangkan dua ustadz untuk mengisi materi kepada anak-
anak. Karena menurut logika bahwa anak yang masih sekolah, sangat memerlukan
motifasi dari berbagai pihak. Apabila seorang anak tidak diberikan motifasi,
maka semangat untuk belajarnya kurang. Dan tidak sedikit anak yang mengalami
down, akibat dari kurangnya perhatian orang tua ataupun temannya.
Selain mengkaji Al Quran dan memberikan motifasi kepada
anak-anak, juga memberikan gambaran tentang pelajaran- pelajaran yang di
pelajari di setiap sekolahnya. Hal ini untuk membangkitkan semangat belajar dan
membaca terhadap apa yang mereka pelajari selama di sekolah. Bukanlah hal mudah
bagi dua pemuda tersebut untuk mengajak dan memberikan materi kepada anak-
anak, karena dalam hal ini perlunya penngorbanan bagi semua pihak, baik berupa
materi ataupun waktu.
Hal seperti ini dimaksudkan untuk menjadi contoh bagi
masyarakat lain. Bahwa seorang anak perlu di bimbing dan dimotifasi untuk
menjadi seorang yang diharapkan oleh orang tuanya. Seperti para orang tua di
jepang yang selalu memberikan motifasi kepada anak- anaknya dan di didik supaya
menjadi anak yang cerdas. Tidak ada salahnya kita sebagai orang Indonesia harus
mencontoh kepada orang jepang yang menjadi sukses dalam berbagai bidang salah
satu faktor yang mendukungnya adalah motifasi dan mendidik ana dengan benar.
Bila kita lihat pada zaman super modern sekarang ini,
bukan sedikit anak muda yang terjerumus pada jalan yang salah. Faktornya dalah
karena kurangnya pengawasan orang tua, kurangnya iman, dan faktor lingkungan
yang mendukung pada jalan yang salah. Apabila ada anak yang terjerumus pada
pergaulan yang salah, maka hal ini bukan merugikan dirinya saja akan tetapi
nama orang tua dan keluarganya akan terbawa oleh perilaku anak tersebut.
Faktor untuk membuat anak tidak terjerumus pada pergaulan
yang salah, salah satunya dengan cara mengadakan kajian motifasi dan keagamaan
secara rutin dan mengajak anak-anak SLTP dan SLTA pada kajian tersebut. Apabila
seluruh siswa SLTP dan SLTA sudah terbiasa dengan mengikuti kajian tersebut
maka insyaallah akan membuat anak menjadi semangat dalam belajar dan mencari
ilmu.
Kesimpulannya adalah motifasi, dasar agama yang kuat dan
perhatian orang tua adalah pokok untuk membuat anak menjadi lebih baik dan
percaya diri. Demi mewujudkan poin- poin dari pancasila dan menjalankan
perintah agama demi mencapai tujuan yang benar. Karena di dunia ini hanya ada
dua jenis macam manusia, yaitu manusia yang baik akan melakukan kebaikan dan
orang jahat akan melakukan kejahatan.
4. Adab ketika di Masjid
|
ebagaimana kita memuliakan masjid sebagai tempat ibadah umat
Islam, maka di masjid mempunyai aturan- aturan yang harus ditaati oleh
masing-masing umat Islam ketika akan memasuki masjid. Jangan disamakan dengan
kita memasuki rumah, apabila akan memasuki rumah ada sebagian umat Islam yang
lupa membaca doa, atau melangkahkan kaki yang kiri dulu. Akan tetapi kita
jangan menyamakan dengan akan memasuki sebuah masjid. Kita arus menjaga etika
dan pakaian kita harus sesuai dengan tata aturan yang ada di mesjid.
Apabila kita memasuki masjid maka kita jangan langsung
duduk. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam sabda rasulullah
yang artinya: “Apabila memasuki masjid,janganlah langsung duduk akan
tetapi shalatlah dua rakaat terlebih dahulu”. (HR. Baihaqi). Dalam arti lain
bahwa masjid adalah tempat yang mulia, maka kita harus menjaga perilaku kita,
dan shalat dua rakaat tersebut merupakan tanda salam kepada Allah.
Kita harus meyakini bahwa mesjid mempunyai kekuatan
yang diman penghuninya melakukan shalat akan menadapatkan kekuatan tersebut
dengan izin Allah SWT. Masjid selain sebagai tempat beribadah yang bisa
memberikan kekuatan kepada umat Islam, juga sebagai tempat mencari berkah Allah
dalam melaksanakan peribadahan dan berdoa. Mesjid juga merupakan bangunan yang
kokoh, contohnya masjid yang ada di NAD ketika terjadi tsunami tidak hancur.
Manusia bertanya, “kekuatan apa yang membuat masjid tahan akan tsunami?” nah,
kita berfikir secra rasional. Seharusnya semua yang terkena tsunami itu hancur
seprti bangunan yang lainnya, akan tetapi Allah berkehendak lain, masjid adalah
tempat yang suci dan akan dilindungi oleh Allah setelah Al Quran.
Apabila kita meyakini bahwa selain kekuatan Allah untuk
melindungi masjid, kekuatan Allah juga diberikan kepada makhluk yang Allah
kehendaki. Untuk mendekatkan diri kepada Allah, kita berkumpul melaksanakan
shalat berjamaah dah membaca Al Quran. Sebagaimana sabda rasulallah: “
tidak berkumpul salah satu kaum di salah satu rumah Allah ta’ala sedang mereka
membaca kitabnya dan mengkajinya, melainkan mereka akan dilimpahi ketenangan,
dicurahi rahmat, diliputi para malaikat, dan disanjung oleh Allah dihadapan
para makhluk yang disisi-Nya.” (HR. Abu
Dawud).
Ada suatu keterangan bahwa apabila ada orang musyrik yang
ingin memakmurkan mesjid, dan jelas- jelas orang tersebut melakukan
kemusyrikan maka tidak pantas dia memakmurkan sebuah mesjid sebagaimana dalam
Firman Allah:
“Tidak pantas orang- orang musyrik memakmurkan
mesjid Allah, padahal mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Mereka itu
sia- sia amalnya, dan mereka itu ekal di dalam neraka. Sesungguhnya yang
memakmurkan mesjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan shalat, zakat dan tidak takut kepada
apapun kecuali kepada Allah. Maka mudah- mudahan mereka mendapatkan petunjuk.” (QS.
At-Taubah 17-18).
Menjaga masjid merupakan tugas yang mulia. Karena
dalam firman Allah dijelaskan bahwa yang pantas menjaga mesjid hanya orang yang
tidak berbuat musyrik. Mudah- mudahan kita termasuk orang yang tidak pernah
melakukan dosa besar tersebut dan semoga kita senantiasa ada dalam lindungan
Allah SWT amien. (oleh : Yoyo Sukmara).
5. Burung Pipit
Merupakan Keluarga yang Bijak
|
ernahkah kita sebagai makhluk berakal mengambil pelajaran
dari lingkungan sekitar kita?? Mari kita pahami salah satunya dengan melihat
dari proses kehidupan burung pipit. Burung pipit merupakan hewan yang bijak
dalam berumah tangga karena mereka mempunyai kebiasaan sebelum masa kawinnya
mereka mencari pasangan terlebih dahulu layaknya seperti manusia, akan tetapi
sedikit bedanya dengan kebanyakan perilaku manusia. Yaitu kalau mayoritas
perilaku manusia adalah menikah dulu lalu membuat rumah, sedangkan burung pipit
setelah mencari pasangan maka akan saling membantu dan membangun sarang mereka.
Itu tanpa bantuan dari saudara atau induk burung pipit tersebut. Sedangkan
mayoritas dari kebiasaan manusia yaitu membangun rumah dan tetap membutuhkan
bantuan orang tua.
Dalam artian bahwa manusia selalu menyusahkan orang tua,
seharusnya kita ambil pelajaran dari burung pipit. Karena tidak ada hal yang
tidak mungkin bagi manusia kecuali satu hal yaitu memakan kepala
sendiri. Jadi apa salahnya kita mencontoh kepada burung pipit itu sendiri.
6. Masalah di Indonesia yang Inport
Beras
|
nilah kata yang sering kita dengar dari masyarakat sekitar.
Kenapa Indonesia infor beras? Seharusnya Indonesia bisa eksfor, bukan
infor. Penyebabnya yaitu karena faktor sebagai berikut: Pertama, karenakurangnya
minat masyarakat di Indonesia terhadap pertanian, terutama di kalangan muda.
Karena lebih memilih menjadi seorang pegawai, dan pertanian di Indonesia banyak
di kerjakan oleh kalangan tua. Meskipun banyak perguruan tinggi yang menangani
pertanian, akan tetapi belum mampu membuat agar Indonesia bisa mengeksfor beras
dengan jumlah besar, karena selain tanah Indonesia yang subur, juga banyak SDM
yang mempunyai peran terhadap pertanian. Seperti pada zaman pemerintahan
Presiden Soeharto,selain Indonesia dikenal sebagai negara berkembang
dalam pembangunan, juga dikenal sebagai negara berkembang dalam bidang
pertanian yang selalu mengekspor hasil pertanian dan salah satunya adalah
beras.
Kedua, karena lahan yang tersedia digunakan sebagai lapangan
pekerjaan, rumah, gedung, ataupun digunakan sebagai sekolah.
Kesalahan ini membuat masyarakat kekurangan beras yang berkelangsungan,
terutama beras adalah mayoritas makanan pokok masyarakat Indonesia. Seharusnya
masyarakat Indonesia bisa menangani masalah ini, jangan selalu di gantungkan
terhadap bantuan dari pemerintah. Contohnya bantuan beras bulog yang membuat
warga berbondong- bondong menyerbu untuk dikonsumsi. Padahal kalau
diteliti secara detail, beras bulog tersebut belum tentu kejaminan kualitas
ataupun apa dampak dari seringnya mengkonsumsi beras bulog. Untuk menghindari
bahaya yang terkandung dari beras bulog masyarakat seharusnya bisa berfikir
bagaimana cara menghasilkan padi, karena beras bulog dengan beras yang
dihasilkan langsung dari petani jelas berbeda dari segi kualitas, dan
kesehatannya.
Ketiga, kurangnya kreatifitas menciptakan lahan untuk
menanam padi. Meskipun masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi menyadari bahwa
yang mereka jadikan makanan pokoknya adalah beras, tetapi mereka tidak sadar
bagaimana cara membuat lahan untuk menanam padi. Hal ini justru dianggap sepele
oleh masyarakat, tetapi mereka justru tidak sadar bahwa sedikitpun padi yang
ditanam maka akan menghasilkan, dengan cara pemeliharaan yang benar.
Keempat, banyaknya masyarakat yang memandang bahwa uang
adalah faktor utamanya. Hal ini membuat orang lebih mengambil cara yang lebih
mudah untuk mendapatkan uang tersebut. Yaitu mayoritas orang pergi ke kota
untuk mencari uang, orang tersebut justru tidak sadar bahwa apa yang ia
konsumsi salah satunya ialah nasi, tetapi kebanyakan orang tidak menyadari akan
hal tersebut.
Kelima, kurangnya menghargai terhadap jasa petani.
Andai kata bahwa orang sering mengatakan seorang murid harus menghargai
gurunya, kata tersebut menurut saya tidak harus terhadap guru yang memberikan
pelajaran di ruang kelas saja. Akan tetapi terhadap orang yang bisa memberikan
ilmu yang bermanfaat, maka kita harus menghargainya. Petani adalah
pahlawan tanda jasa!. Mungkin saudara sekalian berfikir mengapa bisa dikatakan
seperti seorang guru saja. Dalam kenyataannya bahwa petani kurang dihargai oleh
sebagian kalangan masyarakat. Guru dapat dikatakan pahlawan tanpa tanda jasa
karena tidak ada tanda yang khusus diberikan kepada seorang guru, tetapi
lihatlah seorang petani. Mereka bersusah payah mulai dari mencangkul sampai
memenen padi, mereka berjuang keras demi mendapatkan beras yang berkwalitas
baik demi menghidupi masyarakat Indonesia. Tetapi banyak pedagang yang membeli
beras tersebut dengan harga yang murah dan tidak sebanding dengan perjangan
petani tersebut, bahkan pemerintah malah menaikkan harga pupuk, bibit dan obat
pembasmi hama. Padahal mayoritas masyarakat Indonesia mengkonsumsi
nasi, baik itu seorang guru, profesor, polisi, pejabat, bahkan presiden dan
wakil presiden pun mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokoknya.
Keenam, mayoritas golongan tua yang bekerja di
pertanian, khususnya di sawah. Faktor yang keenam ini adalah faktor yang yang
sangat berbahaya, karena kalangan muda harus mampu melanjutkan pekerjan yang
lanjut usia, kerena yang sudah lanjut usia tidak akan mampu bertani seperti
sejak mudanya. Yang menjadi generasi penerusnya adalah kalangan
muda, maka dari itu sebelum petani di Indonesia berkurang dan beras harus
menginport dengan jumlah besar, maka sejak saat ini petani harus
menajarkan ilmunya kepada kalangan muda yang akan meneruskan
pekerjaan bertani tersebut.
Dari keenam faktor tersebut, maka kita sebagai masyarakat
Indonesia harus mampu memecahkannya, dan mampu menjadi Indonesia seperti dahulu
yang terkenal dengan pembangunan dan pertaniannya. Dengan cara kreatif,
berfikir positif, serta mampu menjalankan Pancasila sebagaimana kita
menjungjung tinggi akan nilai dari sila Pancasila.
7. Antara cita dan ciNta
|
agaimana dengan memilih yang ini? Tentu akan sangat
membingungkan bagi yang sudah terbiasa memilih keduanya. Apabila seseorang
sanggup memilih salah satu dari cinta atau cita maka akan fokus pada salahsatu
yang dipilihnya. Kita lihat di dalam kehidupan remaja yang mayoritas memilih
cinta, mugkin karena remaja sedang masa-masanya puber dan rasa cinta
yang hebat. Tidak jarang banyak remaja yang terjerumus pada kesalahan saat
memilih cinta.
Ada sebagian remaja yang menjalankan keduaya, yaitu apabial
bercinta mereka merasa bersemangat dalam belajar. Akan tetapi mereka tetap
berbuat salah, yaitu terlalu memilih cinta. Tidak sedikit remaja yang berbohong
untuk belajar bersama temannya, tetapi mereka malah pacaran. Akhirnya mereka
terjerumus pada suatu hal yang salah. Mungkin ada pertanyaan bagaimana supaya
kita tidak terjerumus pada hal yang salah? Tentu jawabannya sangat simpel yaitu
korbankan cinta dan pilihlah cita. Apabila kita sudah memilih cita, maka kita
akan memperjuangkan apa yang kita tuju dan tentunya bukan untuk kehidupan
remaja bisa dirasakan, tetapi untukk masa depan yang cerah. Tetapi apabila kita
memilih cinta, maka pada saat itu kita hanya akan dirugikan. Baik membuang-
buang waktu, membuang- buang uang, dan tentu kita akan sakit hati daan meraa
kecewa saja. Dampak dari memilih cinta akan banyaknya perjinahaa, dan lebih
parah lagi apabila diputukan pacarnya nekad bunuh diri… parahh.
Apabila kita memilih cita, nah dengan ini maka kita akan
merasa bersemangat untuk menentukan masa depannya. Karena mayoritas orang yang
memilih cita, menuliskan target dan tujuannya dalam bentuk kertas dengan tujuan
yang termudah hingga tujuan yang paling sulit. Orang yang memilih cita mereka
akan terus mencari ilmu dan selalu belajar dan belajar. Allah pun telah
menjanjikan terhadap orang yang berilmu: “ Hai orang orang yang beriman,
apabila telah dikatakan kepadamu: berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberikan kelapangan untumu. Dan apabila
dikatakan:Berdirilah kamu. Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang- orang yang beriman diantaramu dan orang- orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah :11).
Dalam Al-Quran sudah dijelaskan apabila kita memilih cita
tentu kita akan berjuang untuk mencari ilmu, dan orang yang mencari ilmu maka
akan ditinggikan derajatnya oleh Allah. Dan perlu diingat, bhwa Allah menilai
bukan dari hasil tetapi dari proses kita. Bagaimana cara yang digunakan untuk
mencari ilmu, dan apakah ikhlas tidaknya seseorang melaluinya. Dalam kehidupan
sehari-hari disebutkan bahwa anak remaja yang tidak memiliki pasangan (pacar)
disebut tidak zaman. Inilah penapsiran remaja zaman sekarang yang seharusnya
dibenarkan. Padahal remaja yang tidak punya pasangan tersebut akan jauh dari
maksiat.
8. Upaya Manusia Mencari Kebenaran
|
idak ada hentinya setiap manusia mencari suatu kebenaran
dihadapan Tuhannya. Pendapat, ilmu pengetahuan, dan ilmu keagamaan terus digali
lebih dalam supaya mencari suatu kebenaran yang hakiki. Dengandemikian
semua manusia memiliki tujuan yang sama pada intinya, yaitu mempelajari semua
ilmu untuk mencari kebenaran yang hakiki. Akan tetapi banyak manusia yang
keluar dari tujuan tersebut, yaitu manusia yang tersesat dengan mencari tujuan
yang lain. Dalam berbagai agama diajarkan bahwa mencari kebenaran yang hakiki
adalah tujuan umat manusia yang sebenarnya, akan tetapi cara yang dilaluinya
tentu berbeda- beda.
Banyak yang membuat manusia tertarik untuk menjadi seorang
yang berilmu, tentu orang yang berilmu adalah orang yang akan mendapatkan
kebahagiaan. Baik dari sisi keilmuannya ataupun akan menjadi orang yang
bermanfaat bagi dirinya dan umumnya bagi orang lain atau masyarakat. Jika kita
pahami sangat jauh berbeda antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak
berilmu, karena orang yang berilmu akan menggunakan akal dan pikirannya dalam
melakukan suat kegiatan, sedangkan orang yang tidak terlalu memahami ilmu tentu
akan dengan nafsunya ia akan melakukan suatu kegiatan. Dalam mencari
kebenaran tersebut manusia dengan penuh pengabdian terhadap ilmu, maka manusia
tidak akan pernah berhenti mencari ilmu. Kebenaran adalah hasil dari ilmu yang
pembuktian dari pemikiran yang berdasarkan ilmu yang dibuktikan dengan
penciptaan dari sebuah pemikiran.
Hmmmmm…. Ilmu memang akan membuat hidup menjadi terarah.
Pantas saja jika di Indonesia di wajibkan untuk sekolah 9 tahun. Itu sudah
termasuk mempermudah masyarakat untuk mendapatkan ilmu,
0 Komentar:
Post a Comment