Sponsor

Sunday, September 24, 2017

KETERAMPILAN DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPS MI


KETERAMPILAN DASAR PEMBELAJARAN IPS MI

I.    PENDAHULUAN
Keterampilan dasar dalam pembelajaran IPS merupakan pokok bahasan yang sangat penting untuk dipahami terutama bagi calon guru di SD/MI, karena guru merupakan salah satu sumber belajar yang utama dan tentu saja harus memiliki banyak informasi, terutama informasi yang berhubungan dengan IPS yang akan ditransfer kepada siswa-siswa di dalam kelas.
Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat untuk mencerdasarkan anak didiknya. Kerangka berpikir demikian menghendaki seorang guru untuk melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu dalam menjalankan tugasnya dalam berinteraksi dengan peserta didik ketika proses pembelajaran berlangsung, terutama dalam pembelajaran IPS MI.
Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas secara umum mengenai keterampilan dasar pembelajaran IPS MI yang meliputi pengertian keterampilan dasar mengajar, macam-macam keterampilan dasar mengajar IPS MI dan macam-macam keterampilan mengajar dalam pembelajaran IPS MI.

II.    RUMUSAN MASALAH
A.    Apa yang dimaksud dengan keterampilan mengajar?
B.    Apa saja keterampilan dasar mengajar IPS MI?
C.    Apa saja keterampilan mengajar dalam pembelajaran IPS MI? 

III.    PEMBAHASAN
A.    Keterampilan Dasar Mengajar
Mengajar adalah perbuatan yang kompleks yang merupakan pengintegrasian secara utuh berbagai komponen kemampuan. Komponen kemampuan tersebut berupa pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai. Seorang guru dituntut untuk dapat menguasai materi dan sistem penyampaian di dalam kelas, selain itu guru juga harus berlatih menguasai keterampilan dasar mengajar.
 Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan yang kompleks, yang pada dasarnya merupakan pengintegrasian untuh dari berbagai keterampilan yang jumlahnya sangat banyak. Diantara keterampilan yang sangat benyak tersebut, menurut hasil penelitian (Turney, 1987) terdapat 8 keterampilan dasar mengajar yang dianggap sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan mengajar. Kedelapan keterampilan tersebut  terdiri dari:
1.    Keterampilan bertanya
2.    Keterampilan memberi penguatan
3.    Keterampilan mengadakan variasi
4.    Keterampilan menjelaskan
5.    Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
6.    Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
7.    Keterampilan mengelola kelas
8.    Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan 

B.    Keterampilan Dasar Mengajar IPS MI
Beberapa keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru dalam pembelajaran IPS MI antara lain keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, serta keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. 
1.    Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Membuka dan menutup pelajaran merupakan dua kegiatan rutin yang dilakukan guru disaat memulai dan mengakhiri pelajaran.

1)    Keterampilan Membuka
Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian peserta didik agar terpusat pada yang akan dipelajari.  Siasat membuka pelajaran bertujuan pokok menyiapkan mental peserta didik agar siap memasuki persoalan yang akan dipelajari atau dibicarakan, menimbulkan minat serta pemusatan perhatian peserta didik pada yang akan dibicarakan dalam kegiatan interaksi edukatif.
Agar kegiatan membuka pelajaran dapat dilakukan secara efektif dan berhasil perlu diperhatikan komponen-komponen sebagai berikut:
a.    Menarik perhatian peserta didik
Dapat dilakukan melalui gaya mengajar guru, menggunakan media dan sumber belajar yang bervariasi serta menggunakan pola interaksi belajar mengajar yang bervariasi.
b.    Membangkitkan motivasi
Motivasi belajar peserta didik dapat dibangkitkan melalui:
a)    Kehangatan dan semangat
Hendaknya seorang guru memiliki sifat yang ramah, penuh semangat, dan hangat dalam berinteraksi dengan peserta didik.
b)    Membangkitkan rasa ingin tahu
Guru dapat melakukan berbagai kegiatan antara lain bercerita, yang menimbulkan rasa penasaran dan pertanyaan, mendemonstrasikan suatu peristiwa. Kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan berbagai pertanyaan berkaitan dengan apa yang telah diceritakan atau didemonstrasikan.
c)    Mengemukakan ide yang bertentangan
Guru mengemukakan suatu ide dan kemudian mengajukan pertanyaan 
d)    Memperhatikan minat belajar peserta didik
Menyajikan materi yang sesuai dengan minat peserta didik.

c.    Memberikan acuan
Abimanyu dan Raka Joni (1982) mengemukakan bahwa memberi acuan adalah usaha mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang memungkinkan peserta didik memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang dipelajari dan cara yang hendak ditempuh dalam mempelajari materi pembelajarannya. Memberikan acuan dapat dilakukan dengan cara:
a)    Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas
b)    Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan
c)    Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
d)    Mengajukan pertanyaan. 
d.    Membuat kaitan
Guru dapat melakukan kaitan dengan menghubungkan antara materi yang akan disampaikan dengan materi yang telah dikuasai peserta didik. Disamping itu perlu dikaitkan dengan pengalaman, minat, dan kebutuhan peserta didik.
2)    Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran atau mengakhiri kegiatan interaksi edukatif. Usaha menutup pelajaran dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari peserta didik, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dan tingkat keberhasilan guru dalam proses interaksi edukatif. 
Untuk kepentingan tersebut, guru dapat melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a.    Menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari (kesimpulan bisa dilakukan oleh guru, oleh peserta didik atas permintaan guru, atau oleh peserta didik bersama guru)
b.    Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan keefektifan pembelajaran yang telah dilaksanakan
c.    Menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari, dan tugas-tugas yang harus dikerjakan (baik tugas individual maupun tugas kelompok) sesuai dengan pokok bahasan yang telah dipelajari
d.    Memberikan post tes baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan. 
Sedangkan komponen-komponen keterampilan menutup pelajaran antara lain sebagai berikut:
a.    Meninjau kembali, dengan cara merangkum atau membuat ringkasan
b.    Mengadakan evaluasi penguasaan peserta didik
c.    Memberikan tindak lanjut, yang berupa pekerjaan rumah, merancang sesuatu, atau berkunjung ke suatu tempat. 

Perlu ditekankan bahwa kegiatan membuka dan menutup pelajaran tidak saja dilakukan pada awal dan akhir kegiatan saja, tetapi juga pada awal dan akhir setiap penggal kegiatan, dengan catatan bahwa: kegiatan ini harus bermakna dan berkesinambungan.

2.    Keterampilan Menjelaskan
Dalam kehidupan sehari-hari istilah menjelaskan diartikan sama dengan menceritakan. Keterampilan menjelaskan adalah mendeskripsikan secara lisan tentang suatu benda, keadaan, fakta, dan data sesuai dengan waktu.
Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan suatu penjelasan:
1)    Penjelasan dapat diberikan selama pembelajaran, baik di awal, di tengah, maupun di akhir pembelajaran.
2)    Penjelasan harus menarik perhatian peserta didik dan sesuai dengan materi standar dan kompetensi dasar
3)    Penjelasan dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan peserta didik atau menjelaskan materi standar yang sudah direncanakan untuk membentuk kompetensi dasar dan mencapai tujuan pembelajaran. 

Kegiatan menjelaskan bertujuan untuk:
1)    Membimbing peserta didik memahami berbagai konsep, hukum, prinsip, atau prosedur.
2)    Membimbing peserta didik menjawab pertanyaan “mengapa” secara bernalar.
3)    Melibatkan peserta didik untuk berfikir
4)    Mendapatkan balikan mengenai pemahaman peserta didik
5)    Menolong peserta didik menghayati berbagai proses penalaran. 

Komponen keterampilan menjelaskan:
1)    Analisis dan Perencanaan Menjelaskan
    Ada dua hal yang perlu dianalisis dan direncanakan pada keterampilan menjelaskan, yaitu isi pesan yang akan disampaikan dan si penerima pesan itu sendiri, yaitu peserta didik. Keberhasilan menjelaskan isi pesan akan terletak pada bagaimana perencanaan itu dibuat, dan keberhasilan perencanaan akan terletak pada bagian analisis pemecahan masalah yang diorganisasi secara sistematis.
2)    Penyajian Suatu Penjelasan
    Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a.    Bahasa yang diucapkan harus jelas dan enak didengar, tidak terlalu keras dan tidak terlalu pelan, tapi dapat didengar oleh seluruh peserta.
b.    Gunakan intonasi sesuai dengan materi yang dijelaskan
c.    Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta hindarkan kata-kata yang tidak perlu, seperti “eu”, “mm”, “ya”, “ya ya’, “ya toh”, (hal ini perlu dilatih dan dibiasakan)
d.    Bila ada istilah-istilah khusus atau baru, berlatih definisi yang tepat
e.    Perhatikanlah, apakah semua peserta didik dapat menerima penjelasan, dan apakah penjelasan yang diberikan dapat dipahami serta menyenangkan dan dapat membangkitkan motivasi belajar mereka. 

3.    Menggunakan  Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya sangat perlu dikuasai guru untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Guru yang menggunakan strategi bertanya yang baik terhadap siswa secara individual ternyata membantu siswa memiliki harga diri, menciptakan rasa aman, dan memahami identitasnya. Melalui penggunaan pertanyaan oleh guru dalam kegiatan belajar-mengajar, juga meningkatkan cara berfikir siswa, mempengaruhi secara positif dalam pencapaian hasil belajar siswa, menjamin rasa percaya diri dan kemampuan dirinya dalam belajar (Cuningham, 1994).
Adapun syarat yang ditujukan kepada guru untuk dapat mengajukan pertanyaan kepada siswa saat proses pembelajaran berlangsung, yaitu:
1)    Pertanyaa diungkapkan dengan kata-kata atau bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa
2)    Pertanyaan diungkapkan secara singkat dan jelas
3)    Pertanyaan tidak terlalu luas cakupannya, bersifat spesifik atau khusus
4)    Pertanyaan yang diajukan tidak mengandung makna ganda. 

Keterampilan bertanya yang perlu dikuasai guru meliputi keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan.
1)    Keterampilan Bertanya Dasar
Keterampilan bertanya dasar mencakup:
a.    Pertanyaan yang jelas dan singkat
b.    Pemberian acuan
c.    Memusatkan perhatian
d.    Memberi kesempatan dan menyebarkan pertanyaan
e.    Pemberian kesempatan berpikir
f.    Pemberian tuntutan.
2)    Keterampilan Bertanya Lanjutan
Keterampilan bertanya lanjutan yang perlu dikuasai guru meliputi:
a.    Pengubahan tuntunan tingkat kognitif
b.    Pengaturan urutan pertanyaan
c.    Pertanyaan pelacak. 

Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai seorang guru dengan mengajukan pertanyaan, antara lain:
1)    Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan
2)    Memusatkan perhatian siswa terhadap mutu pokok bahasan atau konsep
3)    Mendiagnosa kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar
4)    Mengembangkan cara belajar siswa aktif
5)    Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi
6)    Memperbaiki salah pengertian dan salah pemahaman konsep oleh siswa
7)    Mendorong siswa mengemukakan pendapatnya dalam diskusi
8)    Menguji dan mengukur hasil belajar siswa. (Bolla dan Pah, 1984) 

4.    Keterampilan Memberi Penguatan (Reinforcement)
Penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Seorang guru perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan karena “penguatan” merupakan dorongan bagi peserta didik untuk meningkatkan penampilannya, serta dapat meningkatkan perhatian.
Penguatan dapat diberikan dalam bentuk:
1)    Verbal, yaitu berupa kata-kata/kalimat pujian, seperti bagus, tepat sekali, atau “saya puas akan pekerjaanmu”.
2)    Nonverbal, yaitu berupa:
a.    Gerak mendekati
b.    Mimik dan gerakan badan
c.    Sentuhan
d.    Kegiatan yang menyenangkan
e.    Acungan jempol 

5.    Keterampilan Mengadakan Variasi
Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu antusias, tekun dan penuh inspirasi.
Variasi dalam pembelajaran bertujuan untuk:
1)    Meningkatkan perhatian peserta didik terhadap materi standar yang relevan
2)    Memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat peserta didik terhadap berbagai hal baru dalam pembelajaran
3)    Memupuk perilaku positif peserta didik terhadap pembelajaran
4)    Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya. 

Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yakni:
1)    Variasi dalam gaya mengajar, yang dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti:
a.    Variasi suara rendah: rendah, tinggi, besar, kecil
b.    Memusatkan perhatian
c.    Membuat kesenyapan sejenak (diam sejenak)
d.    Mengadakan kontak pandang dengan peserta didik
e.    Variasi gerakan badan dan mimik
f.    Mengubah posisi, misalnya dari depan kelas, berkeliling di tengah kelas, dan ke belakang kelas, jangan mengganggu suasana pembelajaran.
2)    Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar
a.    Variasi alat dan bahan yang dapat dilihat
b.    Variasi alat dan bahan yang dapat di dengar
c.    Variasi alat dan bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi
d.    Variasi penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar.
3)    Variasi dalam pola interaksi, dapat dilakukan sebagai berikut:
a.    Variasi dalam pengelompokkan peserta didik: klasikal, kelompok besar, kelompok kecil, dan perorangan.
b.    Variasi tempat kegiatan pembelajaran: di kelas dan di luar kelas
c.    Variasi dalam pola pengaturan guru: seorang guru dan tim
d.    Variasi dalam pengaturan hubungan guru dengan peserta didik: langsung (tatap muka) dan melalui media
e.    Variasi dalam struktur peristiwa pembelajaran: terbuka dan tertutup
f.    Variasi dalam pengorganisasian pesan: deduktif dan induktif
g.    Variasi dalam pengelolaan pesan: expositorik dan heuristic, dan hipotetik.
4)    Variasi dalam kegiatan
a.    Variasi dalam penggunaan metode pembelajaran
b.    Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar
c.    Variasi dalam pemberian contoh dan ilustrasi 
d.    Variasi dalam interaksi dan kegiatan peserta didik. 

6.    Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka untuk mengambil kesimpulan dan memecahkan masalah. Ciri-ciri diskusi kelompok kecil adalah:
1)    Melibatkan 3-9 orang peserta
2)    Berlangsung dalam interaksi tatap muka yang informal
3)    Mempunyai tujuan yang dicapai dengan kerja sama antar anggota lainnya
4)    Berlangsung menurut proses yang sistematis

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membimbing diskusi adalah sebagai berikut:
1)    Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi
2)    Memperjelas masalah atau urunan pendapat
3)    Menganalisis pandangan peserta didik
4)    Meningkatkan partisipasi peserta didik
5)    Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
6)    Menutup diskusi. 

7.    Keterampilan Mengelola Kelas
Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal guna terjadinya proses belajar mengajar yang serasi dan efektif. Keterampilan mengelola kelas memiliki komponen sebagai berikut:
1)    Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
2)    Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal. 

8.    Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Pengajaran kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat dilakukan dengan:
1)    Mengembangkan keterampilan dalam pengorganisasian, dengan memberikan motivasi dan membuat variasi dalam pemberian tugas.
2)    Membimbing dan memudahkan belajar, yang mencakup penguatan, proses awal, supervisi, dan interaksi pembelajaran.
3)    Perencanaan penggunaan ruangan
4)    Pemberian tugas yang jelas, menantang, dan menarik. 

C.    Keterampilan Mengajar dalam Pembelajaran IPS MI
Bila keterampilan mengajar dasar diaplikasikan dalam pembelajaran IPS maka diperlukan beberapa keterampilan, antara lain keterampilan mengajar cara memahami IPS MI; mengajarkan sikap, minat dan nilai; dan mengajarkan cara mengajak berpikir siswa-siswi, berikut akan dipaparkan mengenai macam-macam keterampilan mengajar dalam pembelajaran IPS MI: 
1.    Mengajarkan cara memahami
        Mengajarkan cara memahami, didalamnya terkait pada pengajaran konsep dan generalisasi. Konsep adalah suatu pengertian abstrak yang diasosiasikan dengan simbol sekelompok benda, peristiwa atau ide, sedangkan generalisasi adalah suatu pengertian (berupa pernyataan) yang dibentuk oleh sejumlah konsep yang saling berkaitan dan kebenarannya masih perlu diuji.  Berikut ini ada beberapa saran dalam mengajarkan konsep:
a.    Berkaitan berbagai pengalaman
b.    Hindari ketergantungan yang besar pada kegiatan verbal
c.    Uraikan pengertian resmi konsep secara jelas
d.    Gunakan cara-cara yang dapat mengungkapkan
e.    Gunakan teknik menemukan sendiri
f.    Berikan kesempatan kepada siswa-siswi untuk membentuk konsep dan generalisasi sendiri melalui kesimpulan induktif dan deduktif.
Dalam mengajar siswa-siswi dengan menggunakan penarikan kesimpulan secara deduktif digunakan metode-metode seperti pemecahan masalah, metode studi kasus, metode Socratic, cerita perumpamaan dan metode induktif. Di dalam mengembangkan generalisasi dengan cara/proses induktif dan deduktif harus dilakukan dengan memberikan bimbingan kepada siswa-siswi.
g.    Tunjukkan elemen pokok
h.    Gunakan apa yang disebut dengan “advance organizer” (AO), yang bentuknya merupakan ringkasan sekitar 500 kata atau lebih.
i.    Membantu perkembangan berpikir berbeda (divergent thinking) yang orsinil
j.    Tumbuhkan sikap kritis terhadap konsep sendiri.
k.    Tumbuhkan keberanian pada siswa-siswi untuk menguji generalisasi yang telah dirumuskan.
2.    Mengajarkan sikap, minat, dan nilai-nilai
Cara untuk mengembangkan sikap antara lain dengan:
a.    Meniru orang lain baik disadari atau tidak tidak, dan biasanya kita akan mencoba memiliki sikap orang-orang yang sering berhubungan dengan kita.
b.    Mengenali sebuah model dan berusaha meniru perilaku model tersebut.
Biasanya yang dijadikan model adalah yang lebih tua atau yang leboh berpengaruh karena memiliki kelebihan-kelabihan tertentu.
c.    Pengalaman emosional
Pengalaman emosional yang baik dan sikap ideal yang telah disiapkan diikuti secara terus-menerus sampai menjadi suatu kebiasaan. 
 Sedangkan untuk mengembangkan nilai-nilai, menurut beberapa ahli dalam bidang ini (Raths, Harmin, dan Simon), bahwa seseorang ingin mengembangkan nilai-nilai pada siswa-siswi, lebih baik jika ia melakukan:
a.    Memberikan kemungkinan kepada siswa-siswi untuk memilih secara bebas
b.    Membantu menemukan dan menguji berbagai alternative bila dihadapkan dengan pilihan
c.    Membantu siswa-siswi untuk menimbang pilihan-pilihan yang ada secara hati-hati dan mencoba membayangkan akibat-akibat yang mungkin ditimbulkannya.
d.    Mendorong siswa-siswi untuk mempertimbangkan sesuatu yang dianggap bernilai dan yang dihargai.
e.    Beri kesempatan kepada mereka untuk menjelaskan kepada teman-teman lainnya tentang pilihan mereka.
f.    Bantu mereka untuk bertindak, hidup dan berperilaku sesuai dengan pilihannya.
g.    Berikan kemungkinan kepada mereka untuk menguji atau mengkaji ulang perilaku atau pola-pola perilaku dalam kehidupannya.
3.    Mengajarkan cara berpikir
Ada beberapa faktor penting perlunya mengajak berpikir kepada siswa-siswi:
a.    Mengidentifikasi keterampilan yang dapat membantu siswa-siswi
b.    Guna menciptakan metode-metode mengajar “baru”, Bahwasanya berpikir merupakan kegiatan mental. Beberapa kegiatan mental yang terlibat di dalam proses berpikir tersebut diantaranya adalah:
1)    Melakukan pengamatan secara seksama
2)    Mengingat/menghafal
3)    Berimajinasi
4)    Bertanya
5)    Menafsirkan
6)    Menilai
7)    Member pendapat.

IV.    SIMPULAN 
Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan yang kompleks, yang pada dasarnya merupakan pengintegrasian untuh dari berbagai keterampilan yang jumlahnya sangat banyak. 
Beberapa keterampilan dasar mengajar dalam pembelajaran IPS MI yang harus dikuasai oleh guru antara lain keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, serta keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Sedangkan untuk mengaplikasikan keterampilan dasar mengajar tersebut maka diperlukan beberapa keterampilan lain yang dianjurkan guru IPS MI untuk dikuasai dan kemudian diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran IPS MI di kelas  yaitu keterampilan mengajar cara memahami IPS MI; mengajarkan sikap, minat dan nilai; dan mengajarkan cara mengajak berpikir siswa-siswi.


V.    PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami sajikan, semoga dapat menambah ilmu serta bermanfaat bagi kita semua. Segala kesempurnaan hanyalah milik Allah Subhanahu wa ta’ala, kami hanya manusia biasa yang memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan makalah.





DAFTAR PUSTAKA

Bahri Djamarah, Syaiful, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. 2010

Eko Purwana, Agung, dkk., Pembelajaran IPS MI Edisi Pertama. Surabaya: LAPIS-PGMI. 2009

Irawan, Prasetya, dkk. Teori Belajar, Motivasi dan Keterampilan Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. 1996

Sapriya, Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI Press. 2006.

Sapriya, Pendidikan IPS. Bandung: Laboratorium PKn Press. 2008. 

0 Komentar:

Post a Comment

bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online