BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perbedaan Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna bila
dibandingkan dengan makhuk-makhluk Tuhan yang lainnya adalah bahwa manusia
diberi akal dan fikiran yang berfungsi sebagai suatu modal supaya dapat
bertahan hidup, dan juga digunakan untuk dapat memecahkan suatu masalah.
Hasil pemikiran manusia tersebut dapat berbeda-beda sesuai dengan
sejauh mana manusia tersebut memikirkan suatu hal. Sehingga seseorang yang
memikirkan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam. Dan ilmu yang
mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran tentang Tujuan
Pendidikan Dalam Prespektif Islam,yang dikaji dalam mata pelajaran Ilmu
Pendidikan Islam.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang harus kami pecahkan dalam penyusunan makalah
ini adalah :
1. Apa yang tujuan pendidikan
islam?
2. Tujuan pendidikan menurut
islam ?
3. Tujuan rumusan menurut ahli didik
islam ?
1.3. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk menambah pengetahuan penyusun
tentang tujuan pendidikan dalam perspekif islam.
2. Untuk memenuhi tugas kelompok mata
kulian Ilmu Pendidikan Islam.
1.4.
|
Sistimatika Penyusunan
Bab I membahas tentang pendahuluan dalam pembuatan makalah ini,
yang didalamnya meliputi Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penyusunan
dan Sistimatika Penyusunan makalah.
Bab II membahas tentang Tujuan Pendidikan Dalam
Prespektif Islam.
Bab III Berisi kesimpulan dari hasil pembahasan makalah yang kami
buat.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
1. Tujuan
Pendidikan Islam
Pendidikan Islam mulai dilaksanakan oleh rasulullah SAW. Sebagai
mubaligh yang agung ditengah masyarakat dirumah Arqam bin Al- Arqam di Mekah.
Dari berbagai macam tujuan pendidikan dikemukakan diatas, kita dapat mengambil
kesimpulan kepada dua macam tujuan yang prinsipial.
a. Tujuan
keagamaan
Bahwa setiap pribadi orang muslim beramal untuk akhirat atas
petunjuk dan ilham keagamaan yang benar. Allah SWT telah berfirman: “adakah
orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhan-mu
benar sama dengan orang buta? Hanya orang yang berakal saja yang dapat
mengambil pelajaran”. (QS. Ar-Ra’du 19).
b. Tujuan
Keduniaan
Dinyatakan dalam tujuan modern saat ini yang diarahkan kepada
pekerjaan yang berguna (pragmatis) atau untuk mempersiapkan anak untuk
menghadapi kehidupan masa depan.
2. Tujuan
Pendidikan Menurut Islam
Tujuan dari pendidikan yang telah dilihat dari sudut Islam sebagai
berikut:
a. Menjadikan pendidikan Islam
Sebagai alat Pembebasan
Tujuan pendidikan Islam adalah pendidikan sebagai proses
memanusiakan manusia sejak masa kejadiannya sampai akhir hayatnya melalui
berbagai ilmu pengeahuan yang disampaikan dalam bentuk pengajaran dan
masyarakat. (abiding ibn rusn, 1998:58).
b. Mengembalikan Pendidikan
Untuk Proyeksi Kemanusiaan
Inilah pendidikan Islam yang berorientasi untuk proyek kemanusiaan,
karena pada akhirnya semua siswa harus mempertanggung jawabkan
segala tindakannya didalam kehidupan sosialnya.
c. Pendidikan Nilai: Bukti
Pendidikan Untuk Kemanusiaan
Sebenarnya pendidikan nilai merupakan prioritas dan cita-cita akhir
dari setiap orang tua yang memasukkan anak-anaknya di sekolah. Setiap orangtua
yang ingin mensekolahkan anaknya disuatu institusi, pastilah dengan suatu
tujuan memiliki sejumlah nilai tertentu. Setiap sekolah atau lembaga pendidikan
harus senantiasa memiliki tujuan akhir dari pendidikan seperti yang telah
diamanatkan oleh UU No. 2 Tahun 1989. Yaitu membentuk manusia seutuhnya. Yaitu
manusia dengan criteria sebagai manusia beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
YME, berbudi pekerti luhur, memiliki kemampuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan ruhani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab
kepada masyarakat dan bangsanya.
d. Profil Lulusan Pendidikan
Islam: “Cerdas, Kreatif dan Beradab”
Tentu saja profil yang diharapkan pendidikan Islam adalah tidak
sederhana seperti gambaran dan impian orang tua kita dahulu ketika memasukkan
anaknya ke sekolah atau pasantren. Pendek kata, idealnya output pendidikan
Islam adalah mereka yang memiliki beberapa kualitas dan kecerdasan.
e. Aplikasi IQ,EQ dan SQ
dalam PAI
Ø Kecerdasan Intelektual
Melihat urgensinya intelektual bagi kehidupan manusia, tak salah
jika memiliki kecerdasan intelektual ini sangat diperintahkan dalam Islam.
Muhammad Husain at- Thabathaba’I, dalam kitabnya al- Mizan fi tafsir Al- Quran.
(vol. 1:372), juga menunjukan urgensinya IQ. Menurutnya quwwah fiqriyyah,
apabila tidak dikendali dapat mengakibatkan zarbazah(angkuh atau mengabaikan
fungsi wahyu).
Ø Kecerdasan Emosi
Sebenarnya kecerdasan emosi merupakan kecerdasan yang berbeda sama
sekali dengan kecerdasan rasio. Sebab kecerdasan emosi adalah kemampuan
mengelola , mengendali emosi, menggunakan intuisi, indera, kepekaan yang justru
tidak melibatkan daya nalar otak kita.
Kalau kecerdasan rasional dapat diukur dengan IQ,
sedang kecerdasan emosional merupakan kecerdasan yang berbeda sama sekali
dengan kecerdasan rasio. Sebab kecerdasan emosi adalah kemampuan mengelola,
mengendalikan emosi, menggunakan intuisi, indera , kepekaan, yang justru tidak
melibatkan dayanalar otak kita.
Kecerdasan emosi ini merupakan “the inner rudder”, kekuatan
dari dalam, sifatnya alami dan dapat berkembang dengan kuat melalui berbagai
akumulasi pengalaman yang panjang dan beragam (never ending) ada lima
wiayah utama dalam Emotionel Intelligence (EI), yaitu: mengenali emosi diri,
mengendalikan emosi diri, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain dan
membina hubungan dengan orang lain.
Ø Kecerdasan Spiritual
Pada prinsipnya, kita harus sadar bahwa: setiap manusia memiliki
senandung kecerdasan, tetapi jika tidak dibarengi dengan kecerdasan spiritual,
jiwa manusia tidak akan merasakan kebahagiaan. Kecerdasan spiritual disini,
bukan berarti anak tersebut mampu melakukan ritual keagamaan dengan baik,
tetapi anak percaya akan adanya kekuatan nonfisik yang lebih dari kekuatan diri
manusia. Sebuah kesadaran yang menghubungkan manusia dengan Tuhan lewat ruhani.
2.1 Sumber
Tujuan Pendidikan
Variasi tujuan pendidikan memang penting. Namun sebagian
besar pendidik sepakat berpendapat bahwa beberapa tujuan umum juga penting.
Dasar mereka adalah bahwa tabiat manusia itu satu ; artinya manusia adalah
manusia dimana pun dan kapanpun. Atas dasar itu, endidik perlu mengkaji tabiat
diri manusia untuk mengetahui komposisi dan potensinya yang paling penting agar
dapat merealisasikan kesempurnaan insane. Dalam konteks ini, Jeans Jaques
Rousseau manegaskan bahwa tujuan tertinggi pendidikan bukan sekedar membentuk
tentara, hakim, atau pastor, melainkan membentuk manusia.
Diantara tujuan umum yang diterima oleh sebagian besar
pendidik, karena dipandang sebagai tujuan pendidikan disetiap masa dan tempat,
ialah sebagai berikut.
a. Realisasi diri
b. Perkembangkan yang
integrative, dan
c. Pengembangan akal.
3. Rumusan
Tujuan Menurut Ahli Didik Islam
Allah SWT telah berfirman yang artinya: “Mengapa
tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang
untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali padanya,
supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. (QS at Taubah 122)
a. Pandangan
Ibnu Khaldun Tentang Pendidikan
Ø Mengetahui tekhnik mengajar adalah suatu kehausan yang
diterapkan dalam praktek kependidikan, yang mencakup:
a) Mengaitkan antara metode
dengan materi pelajaran,
b) Metoda bukanlah bagian dari
Ilmu atau materi pelajaran yang telah ditetapkan,
c) Mempelajari kejiwaan anak dan
tingkat-tingkat kematangan dan bakat- bakat anak.
Ibnu Khaldun berpendapat bahwa tidak cukup seorang guru hanya
membekali anak dengan ilmu pengetahuan saja agar mereka menjadi orang yang
berilmu pengetahuan yang menambah kemampuannya dalam dalam belajar. Akan
tetapi, guru wajib memperbaiki metoda dalam penyajian ilmu kepada anak
didiknya.
b. Al Gazali
Ø Proses belajar mengajar secara manusiawi (ta’limul ansanyy)
yaitu belajar memperoleh ilmu dari pengaruh eksternal seperti dari guru,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar.
Ø Proses belajar mengajar secara rabbany (ta’limur rabany);
yaitu kegiatan berfikir yang timbul dari dalam diri anak. Pandangan ini
menunjukan jika jika filsafat tasawufnya diarahkan pada proses belajar atau
usaha mendapatkan makrifat (ilmu) dengan melalui perasaan panca indera,
kemudian melalui instuisi (ilham). Adapun yang disebut dengan Ta’lim ar-rabany
adalah proses belajar timbul dari dalam jiwa manusia dan dari riyadhah shadiqah
(latihan yang benar) dan ilham. Sedangkan al Qabisi tidak berpaham demikian,
karena beliau seorang ulama ahli fiqih dan hadis.
c. Pandangan Islam
Uraian mengenai tabiat manusia dalam pandangan Islam daam bab ini
akan dipusatkan pada tiga hal pokok. Yaitu asal usul hidup , tugas hidup, dan
tujuan hidup manusia serta implikasinya pada proses pendidikan.
Dalam firman Allah SWT sebagai berikut: “Berbekallah, dan
sesungguhnya sebaik- baik bekal adalah taqwa”. (QS. Al Baqarah 197). Jadi
maksud dan tujuan dari pendidikan Islam sebagai berikut :
Ø Agama Islam menyeru manusia supaya beriman dan
bertaqwa.
Ø Agama Islam menekankan pentingnya ilmu
pengetahuan dan menyeru manusia agar berpikir tentang kerajaan Allah.
Ø Agama Islam menekankan amal shaleh dan menetapkan bahwa
iman selalu diwujudkan dengan amal shaleh tersebut.
Ø Agama Islam menekankan pentingnya akhlak.
d. Tujuan Umum
Tujuan umum pendidikan Islam sinkron dengan tujuan agama Islam.
Yaitu berusaha mendidik individu mukmin agar tunduk, taqwa, dan beribadah
dengan baik kepada Allah, sehingga memperoleh kebahagiaan di dunia dan di
akhirat. Dalam firman Allah sebagai berikut: “Dialah yang mengutus kepada
kaum yang buta huruf seorang rasul diantara mereka, yang membacakan ayat-
ayat-Nya kepada mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah”. (QS.
Al Jumah 2).
e. Tujuan
Khusus
Dari tujuan khusus ini antara lain sebagai berikut:
Ø Mendidik individu yang shaleh dengan
memperhatikan segenap dimensi perkembangannya: ruhani, emosional, social,
intelektual, dan fisik.
Ø Mendidik anggota kelompok social yang
saleh, baik dalam keluarga maupun masyarakat muslim.
Ø Mendidik manusia yang shaleh bagi masyarakat insan
yang besar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan Islam mulai dilaksanakan oleh rasulullah SAW. Sebagai
mubaligh yang agung ditengah masyarakat dirumah Arqam bin Al- Arqam di Mekah.
Dari berbagai macam tujuan pendidikan dikemukakan diatas, kita dapat mengambil
kesimpulan kepada dua macam tujuan yang prinsipial.
Bahwa setiap pribadi orang muslim beramal untuk akhirat atas
petunjuk dan ilham keagamaan yang benar. Allah SWT telah berfirman: “adakah
orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhan-mu
benar sama dengan orang buta? Hanya orang yang berakal saja yang dapat
mengambil pelajaran”. (QS. Ar-Ra’du 19).
Dinyatakan dalam tujuan modern saat ini yang diarahkan kepada
pekerjaan yang berguna (pragmatis) atau untuk mempersiapkan anak untuk
menghadapi kehidupan masa depan. Uraian mengenai tabiat manusia dalam pandangan
Islam daam bab ini akan dipusatkan pada tiga hal pokok. Yaitu asal usul hidup ,
tugas hidup, dan tujuan hidup manusia serta implikasinya pada proses
pendidikan.
Dalam firman Allah SWT sebagai berikut: “Berbekallah, dan
sesungguhnya sebaik- baik bekal adalah taqwa”. (QS. Al Baqarah 197). Jadi
maksud dan tujuan dari pendidikan Islam sebagai berikut :
Ø Agama Islam menyeru manusia supaya beriman dan
bertaqwa.
Ø Agama Islam menekankan pentingnya ilmu
pengetahuan dan menyeru manusia agar berpikir tentang kerajaan Allah.
Ø Agama Islam menekankan amal shaleh dan menetapkan
bahwa iman selalu diwujudkan dengan amal shaleh tersebut.
Ø Agama Islam menekankan pentingnya akhlak.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Ahmad Sanusi, Pendidikan Alternatif: Menyentuh
Aras Dasar Persoalan Pendidikan dan Kemasyarakatan, Bandung, Program
Pascasarjana IKIP, 1998.
Ø Azyumardi Azra, Esai-Esai Intelektual Muslim dan
Pendidikan Islam, Jakarta; Logos Wacana Ilmu, 1999.
Ø Abiding ibn Rusn, Pemikiran Al Gazali Tentang
Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.
Ø Amrullah Ahmad, Kerangka Dasar Masalah Paradigma
Pendidikan Islam, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1998.
Ø Abu Ahmadi, Metodik Khusus Pendidikan Agama,
Bandung: PN. Armico, 1985.
0 Komentar:
Post a Comment