Sponsor

Sunday, September 3, 2017

makalah balaghoh iaid ciamis



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
الحذف  artinya ‘ menghilangkan’, yaitu menghilangkan salah satu atau beberapa unsur dari konstruksi sintaksis yang lengkap, mulai dari menghilangkan huruf hijayah yang yang ikut membentuk suatu kata, kelompok kata sampai menghilangkan satu kalimat atau lebih
Konteks situasi yang mengharuskan hadzf, misalnya :
1.      Keadaan keritis, seperti keadaan bahaya yang tidak memungkinkan orang mengunakan kalimat – kalimat secara lengkap, atau mengucapkan kata – kata yang kurang penting
2.      Kondisi yang menakjubkan atau sebaliknya, mengerikan, misalnya keindahan surga yang amat mengagumkan atau azab neraka yang sangat menyeramkan, yang hanya bisa digambarkan dalam imajinasi, tidak mungkin dijelaskan dengan kata – kata
Hadzf yang akan dikemukakan adalah           :
١-حذف المبتدأ               ٢-حذف الفاعل           ٣-حدف المفعول به
٤- حدف المعطوف عليه              ٥-حدف جواب الشرط               
Dalam ‘objek’ حذف مفعول به  ada beberapa contoh meniadakan objek yang terdapat dalam Al- Qur’an meliputi:
(أ). حذف مفعول (شاء يشاء)
(ب). حذف المفعول به لقصد العموم
(ج). حذف المفعول به لمراعاة الفاصلة



B.     Rumusan Masalah
1.      Apa makna dari الحذف ?
2.      Bagaimana cara memahami الحذف  ?
3.      Berapa macam – macam  الحذف ?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen dalam mata kuliah balaghah
2.      Tujuan Khusus
a.         Untuk mengetahui apa makna dari الحذف itu sendiri ?
b.        Agar dapat memahami beberapa konteks yang terdapat dalam الحذف ?
c.         Mengetahui  beberapa macam الحذف












BAB II
PEMBAHASAN
الحذف
            Untuk menciptakan kalimat – kalimat yang efektif ( bernilai balaghah ), disamping digunakan ١سلوب الايجازseperti dikemukakan diatas, maka dalam situasi tertentu digunakanٲسلوب الحذف
الحذف  artinya ‘ menghilangkan’, yaitu menghilangkan salah satu atau beberapa unsur dari konstruksi sintaksis yang lengkap, mulai dari menghilangkan huruf hijayah yang yang ikut membentuk suatu kata[1], kelompok kata sampai menghilangkan satu kalimat atau lebih.[2]
Bagian kalimat mana yang dihilangkan, ini dapat diketahui dengan menggunakan penalaran atau dengan memperhatikan konteks kalimat atau konteks situasi. Konteks situasi yang mengharuskan hadzf, misalnya :
3.      Keadaan keritis, seperti keadaan bahaya yang tidak memungkinkan orang mengunakan kalimat – kalimat secara lengkap, atau mengucapkan kata – kata yang kurang penting
4.      Kondisi yang menakjubkan atau sebaliknya, mengerikan, misalnya keindahan surga yang amat mengagumkan atau azab neraka yang sangat menyeramkan, yang hanya bisa digambarkan dalam imajinasi, tidak mungkin dijelaskan dengan kata – kata
Hadzf yang akan dikemukakan adalah sebagai berikut          :
١-حذف المبتدأ               ٢-حذف الفاعل           ٣-حدف المفعول به
٤- حدف المعطوف عليه              ٥-حدف جواب الشرط                          

ا- حذف المبتدأ
Contoh            :
صم بكم عمئ فهم لا يرجعون  /………….   (
= (……) tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali ( kejalan yang benar )
   سورة زلنها وفرضنها و انزلنا فيها ءايت بينت لعلكم تذكرون(٥) (النور ا)/ ………   (ب)
= (…….) satu surat yang Kami turunkan ……………….
            Dalam ayat diatas, tersa kata yang berfungsi sebagai subjek (مبتدأ) tidak tampak, dihilangkan yaitu :
            Pada ayat (أ) siapa lagi yang memiliki sifat buruk seperti itu kalau bukan ‘ orang – orang munafik’ sehingga mutakallimin biasanya malas untuk menyebut siapa mereka  itu. Walau tidak dijelaskan oleh mutakallimin, mukhatabpun tahu siapa mereka itu. Jika diucapkan selengkapnya : صم بكم عمي  ( المنافقون)
            Pada contoh (ب) untuk menimbulkan semangat keingintahuan pembaca atau pendengar yang baru reda setelah diikutinya nash tersebut samapai dengan selesai, yaitu pada ayat (ه) , selengkapnya : (هذه ) سورة انزلناها
            Tiga situasi / kondisi itulah antaralian yang membuat ( مبتذأ) lebih baik atau perlu dihilangkan  = (ألحذف (


٢- حذف الفاعل
(أ) فلولا إذا [بلغت الحلقوم ] . وأنتم حيئذ تنظرون. ( الواقعة -٨٤)
=  Maka mengapa ketika (….) sampai dikerongkongan, padahal ketika itu kamu melihat
(ب) ووجوه يومئذ باسرة (٢٤) تظن أن يفعل بها فا قرة (٢٥) كلا إذا [ بلغت الترا قى] (٢٦) ( القيامة ٢٤ـ٢٦)
= dan wajah – wajah (orang kafir ) pada hari itu muram (24 ) mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat( 25) Sekli – kali jangan apabila (…..) telah sampai kekerongkongan (26 )
Memperhatikan konteks makna ayat diatas, tidak sulit bagi pembaca memahami apa yang dikemukakan para mufassirin seperti ath – Thabaraj bahwa Fa’il kata [بلغت] ayat  (أ)dan (ب) adalah ‘ nyawa ’ ( النفس أو الروح ) . Susana kritis pada saat – saat sakarotulmaut itulah yang ingin ditonjolkan dalam ayat – ayat tersebut srhingga subjek atau pelaku, yaitu ‘ruh’ menjadi tidak begitu penting untuk disebutkan. Tanpa disebutkan secara  eksplisitpun, pembaca tidak akan sulit untuk memahami dan menampilkannya sendiri. Disinilah letak nilai fasahah ayat – ayat tersebut.

٣- حذف المفعول به
Memahami  (حذف ) dengan menggunakan penalaran atau konteks berlaku pula dalam hadzf kata yang berfungsi  sebagai مفعول به  ( objek ), seperti dalam ayat – ayat berikut :
ألهكم اتكا ثر. حتى زرتم المقابر. كلا سوف {تعلمون}.(التكاثر  ١-٣)
= Bermegah – megahan telah melalaikan kamu (1) samapi kamu masuk kedalam kubur (2) Janganlah begitu kelak kamu akan mengetahui(….) (3)  
Lengkapnya : Kamu akan mengetahui ‘akibat buruk’ dari perbuatan lalai karena bermegah – megahan seperti yang tersebut pada ayat (1)
Akan dikemukakan beberapa contoh meniadakan ‘objek’ ( حذف المفعول به ) dalam Al- Quran, yang meliputi :
(أ‌)      حذف مفعول به [شاء يشاء]         
(ب‌)    حذف المفعول به لقصد العموم        
(ج‌)   حذف المفعول به لمراعاة الفاصلة   

أ). حذف مفعول (شاء يشاء )  
Kata شاء يشاء  (= ‘ hendak, menghendaki’) adalah fi’il ( kata kerja ) yang memerlukan objek  (مفعول به ), tetapi banyak ditemui objek kata tersebut tidak disebutkan (dihilangkan)  seperti dalam ayat berikut
(ا) قل فلله الحجة البلغة فلو {شاء }لهدنكم اجمعين (الانعام)
= Katakanlah : “ Allah mempunyai hujjah yang jelas lagi kuat; Maka jika Diamenghendaki (….) pasti Dia member petunjuk kepada kamu semuanya ’’
(ب) وقل الحق من ربكم فمن { شاء  } فليؤمن ومن شاء فليكفر .....(الكهف ٢٩)
= Dan katakanalah: “ Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu. Maka barang siapa yang ingin (….) hendaklah ia beriman, dan barang  siapa yang ingin (…) biarlah ia kafir
Kata شاء teletak sebagai fi’il syarat, maka objeknya disebutkan dalam ‘ jawab syarat’. Jadi jika objek ditampilkan, maka terjemahan dapat berbunyi sebagai berikut :
(ا) فلو شاءلهداكم —› فلو شاء (أن يهديكم ) لهداكم
= Jika Dia menghendaki ( memberi petunjuk kepadamu ) pasti Dia member petunjuk kepdamu

(ب) .......  —›فمن شاء (ان يؤمن ) فليؤمن‘ومن شاء (أن يكفر ) فليكفر
= Maka barang siapa yang ingin ( beriman ) berimanlah, dan barang siapa yang ingin(kufur ) biarlah ia kufur
*******
Adapun bila kata (شاء يشاء ) tidak terletak pada kalimat syarat, maka objek yang dihilangkan ditunjukan oleh kata – kata sebelumnya , misalnya dalam ayat berikut. 
والله يهدى من { يشاء } إلى صرط مستقيم ۝ ( البقرة ٢١٣)
Asalnya :أي من يشاء ( أن يهديه ) إلى صراط مستقيمة                  

ب). حذف المفعول به لقصد العموم     
Disini ‘objek’ tidak perlu disebutkan, karena bersifat umum, seperti dalam ayat- ayat berikut :
(ا) والله {يدعوا } إلى دار السلم ويهدى من يشاء إلى صراط مستقيم (يونس ٢٥)
= Allah menyeru (…) ke Darussalam (surga ) …..
(٢) اقرأ باسم ربك الذى {خلق}۝ خلق الإنسن من علق۝(العلق ١-٢)
= Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Maha Menciptakan (…)
(٣) .... قل إن الله لا {يأمر} با لفحشاء أتقولون على الله ما لا تعلمون (الاعراف ٢٨)
= Katakanlah : “ Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (…) ( mengerjakan ) perbutan yang keji.”….
Objek (=مفعول به  ) masing – masing kata (يدعو ), kata (خلق  ) dan kata ( لا يأ مر) tidak disebutkan dalam ayat – ayat tersebut, untuk menunjukan makna yang bersifat umum.
Pada ayat (1) : Allah menyeru ( setiap orang )
Pada ayat (2) : Yang Menciptakan ( semua makhluk )
Pada ayat (3) : Allah tidak menyuruh ( sisapapun )


ج). حذف المفعول به لمراعاةالفاصلة  
Artinya, peniadaan ‘ objek’ dimaksudkan agar ‘Fashilah’ ( bunyi akhir ayat ) tetap sama dengan bunyi akhir ayat – ayat lainnya
(ا). والضحى واليل إذا سجى. ماودعك ربك وما{ قلى} (الضحى ١-٣)
…. Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula ) benci ( kepadamu).
Jika objek ditampilkan :(وما قلاك) maka bunyi akhir ayat (3) ini tidak sama ( tidak bersajak) dengan bunyi akhir ayat (1) dan (2)
(٢). وما خلق الجن والإ { ليعبدون } . ما أريد منهم من رزق وما أريد أن { يطعمون } (الذاريات ٥٥-٥٧)
….(55) Dan Aku tidak menciptakan jin dn manusia melainkan supaya mereka mengabdi ( kepada – Ku) (56)….. dan aku tidak menghendaki supaya mereka member- ( Ku) makan (57)
Jadi meniadakan objek مفعول به  pada ayat – ayat diatas tampaknya dimaksudkan agar ‘ sajak’ فاصلة ( bunyi akhir ayat ) tetap terjaga. Jika maf’ul bih tidak dihilangkan, masing – masing akan berbunyi   ( أهننى ) (وما قلاك) , ( يعبدونى), يطعمو ), أكر منى )

حذف المعطوف عليه  -٤
(أ). كان الناس أمة وحدة فبعث الله النبين مبشرين وأنزل معهم الكتب بالحق ليحكم بين الناس فيما اختلفوا فيه (البقرة٢١٣)
= Manusia itu adalah umat yang satu(…), lalu Allah mengutus para NAbi, sebagai pemberi peringatan, dst
Bagaimana Allah mengutus para Nabi kepada manusia yang sudah baik – baik, yang sudah dalam keadan bersatu? Pertanyaan ini menimbulkan pemahaman adaya ungkapan yang tidak disebutkan disini, yaitu (قاختلقوا) selengkapnya:
كان  الناس أمة واحدة – {فاختلفوا }- فبعث الله النبيين مبشرين ومنذرين الخ
=Manusia itu adalah umat yang satu ( kemudian timbul perselisihan diantara mereka ) maka Allaoh mengutus para Nabi, sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan….
Menemukan ungkapan (فاختلفوا) tersebut tidaklah sulit, karena ditunjukan kemudian oleh ungkapan (اختلفوا) pada ayat selanjutnya :
ليحكم بين النلس فيما اختلفوا فيه
= untuk member keputusan diantara manusia tentang perkara yang merka perselisihkan
Demikianlah menghilangkan (فاختلفوا) menjadikan ayat ini  ayat ini ringkas  padat, yang andai kata ditampilkan justru akan menimbulkan pengulangan yang mubazir, bahkan akan terasa mungurangi efektifitas ( kebalaghahan ) ayat ini.

٥-حذف جواب الشرط
(أ). فإن خفتم فر جالا اوركبانا فإذاأمنتم فاذكرواالله....(البقرة ٢٣٩)
=Jika kamu dalam keadaan takut ( bahaya ) maka (…) sambil berjalan atau berkendara , kemudian apabila kamu  telah aman, maka sebutlah Allah.
أي فإن خفتم فر جالا اوركبانا
Tema ayat  ini beserta ayat sebelumnya adalah tentang wajibnya shalat dilakukuan walaupun dalam keadan takut, seperti dalam situasi peperangan yang tidak memungkinkan orang berbicara dengan kalimat - kalimat  lengkap. Maka dalam keadaan darurat seperti  ini ‘ jawab syarat’ yakni kalimat (صلوا)dihilangkan agar perhatian muhatab terfokus hanya kepada yang belum mereka ketahui saja, yaitu ‘sambil bejalan kaki (رجالا)’ atau sambil berkendaraan (ركبانا)
            Kemudian bila kamu telah aman, maka shalatlah! Disini- dalam keadaan aman- perintah shalat tidak ditampilkan dengan (فصلوا) tetapi dengan (فذكرواالله) = ingatlah kepada Allah, kiranya untuk mengingatkan bahwa dalam keadaan aman, lakukanlah shalat secara sempurna, dengan khusyu, dengan memperhatikan ini shalat, yaqitu mengingat Allah ( dzikrullah )
Demikianlah ayat yang mengandung (الحذف) ini dapat menimbulkan sugesti tentang wajibnya shalat dalam eadaan apapun, sebagai ibadah yang dapat membuat manusia merasa dekat senantiasa ingat ( zikir ) kepada Maha Pencipta
























BAB III
Kesimpulan
الحذف  artinya ‘ menghilangkan’, yaitu menghilangkan salah satu atau beberapa unsur dari konstruksi sintaksis yang lengkap, mulai dari menghilangkan huruf hijayah yang yang ikut membentuk suatu kata, kelompok kata sampai menghilangkan satu kalimat atau lebih. Beberapa macam hadzf yaitu :
a.       حذف المبتدأ  yaitu menghilangkan isim marfu’ yang bebas / tidak didahului oleh  amil – amil lafdziyah
b.      حذف الفاعل yaitu menghilangkan isim marfu’ yang sebelumnya disebutkan fi’ilnya atau menghilangkan pelaku dalam suatu pekerjaan yang letak kalimatnya sesudah fi’il
c.       حذف المفعول به yaitu menghilangkan isim yang terkena pekerjaan fa’il ( pelaku )
Akan dikemukakan beberapa contoh meniadakan ‘objek’ ( حذف المفعول به ) dalam Al- Quran, yang meliputi :
(أ‌)      حذف مفعول به [شاء يشاء]        
(ب‌)           حذف المفعول به لقصد العموم       
(ت‌)                            حذف المفعول به لمراعاة الفاصلة


53 Menghilangkan huruf hijayah dalam Al – Quran seperti pada kata – kata dalam kurung berikut,               ولا(تعاونوا )على الاثم والعدوان(المائدة ٢) فما (اسطعوا)ان يظهروه(الكهف ٩٧) قالوا لم (نك)من المصلين (المدثر ٤۳) واليل اذا(يسر)(الفجر ٤) (تنزل) الملئكة والروح فيها(القدر)                                                                                                                            
[2] Dalam balaghah, uslub hadzf di kategarorikan ke dalam (ايجاز الحذف), sedangkan ijaz murni tanpa hadzf disebut (   القصرايجاز )

0 Komentar:

Post a Comment

bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online