KATA PENGANTAR
بسم
الله الرحمن الرحيم
Segala
Puji Bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, shalawat dan salam kita
haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabat
beliau, serta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Alhamdulillah,
atas karunia dan rahmat yang diberikan kepada penulis, sehingga makalah ini
dapat disusun dan diselesaikan berdasarkan waktu yang telah diberikan. Makalah
ini berjudul “Konsep Pengembangan Pasar Uang Syariah”.
Penulis menyadari
bahwa terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis
berharap pembaca bisa memberikan kritik dan saran-saran yang membangun dan
memotivasi penulis untuk lebih baik lagi dalam membuat makalah.
Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca maupun yang menulis. Amin yarabbal
a’lamiin.
Darussalam, 27
Oktober 2013
Konsep Dasar
Manajemen
Lahirnya konsep
manajemen di tengah gejolak masyarakat sebagai konsekuensi akibat tidak
seimbangnya pengembangan teknis dengan kemampuan sosial. Istilah manajemen
diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda, misalnya
pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan, pemimpin,
ketatapengurusan, administrasi, dan sebagainya.
Pendapat para
ahli mengenai batasan manajemen:
1. John
D. Millett membatasi manajemen adalah suatu proses pengarahan dan pemberian
fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk
mencapai tujuan. Millett lebih menekankan bahwa manajemen sebagai suatu proses,
yaitu suatu rangkaian aktivitas yang satu sama lain saling berurutan.
2. James
A.F. Stoner dan Charles Wankel memberikan batasan manajemen sebagai berikut.
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya
organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi. Menurut mereka proses
adalah cara sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan.
3. Paul
Hersey dan Kenneth H. Blanchard memberikan batasan manajemen sebagai suatu
usaha yang dilakukan dengan dan bersama individu atau kelompok untuk mencapai
tujuan organisasi.
Dalam buku ini
manajemen diberi batasan sebagai berikut, manajemen adalah seni dan ilmu dalam
perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme
kerja untuk mencapai tujuan.
Filsafat
manajemen adalah bagian yang terpenting dari pengetahuan dan kepercayaan yang
memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan permasalahan manajerial.
Filsafat manajemen memberikan dasar bagi pekerjaan seorang manajer. Filsafat
manajemen juga memberikan desain sehingga seorang manajer dapat mulai berpikir.
Dalam filsafat manajemen terkandung dasar pandangan hidup yang mencerminkan
keberadaan, identitas, dan implikasinya guna mewujudkan efisiensi dan
efektivitas dalam pekerjaan manajemen.
Manajemen
adalah ilmu dan seni untuk melakukan tindakan guna mencapai tujuan. Manajemen
sebagai suatu ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan atau
kesatuan pengetahuan yang terorganisasi. Manajemen sebagai ilmu titik beratnya
terletak pada metode keilmuan. Berdasarkan batasan yang telah dikemukakan di
atas kalau dibandingkan akan memperoleh karakteristik pokok yang terdapat pada
pengertian ilmu yaitu bersifat rasional, empiris, umum, dan akumulatif.
Manajemen dikatakan sebagai suatu ilmu sehingga seorang manajer juga memiliki
sikap ilmiah seperti yang harus dimiliki para ilmuwan.
Manajemen
sebagai seni bukan berarti seni dalam arti formal tetapi merupakan keahlian,
kemahiran, kemampuan, serta keterampilan dalam menerapkan prinsip, metode, dan
teknik dalam menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.
Tujuan
manajemen adalah sesuatu yang ingin direalisasikan, yang menggambarkan cakupan
tertentu dan menyarankan pengarahan kepada usaha seorang manajer. Berdasarkan
pengertian di atas minimum dapat diambil empat elemen pokok, yaitu:
1. Sesuatu
yang ingin direalisasikan,
2. Cakupan,
3. Ketepatan,
4. Pengarahan.
Pada umumnya,
tujuan dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Tujuan
organisasi secara makro,
2. Tujuan
manajer pada seluruh hierarki organisasi, dan
3. Tujuan
individu.
Manajer adalah
seorang yang bertindak sebagai perencana, pengorganisasian, pengarah,
pemotivasi, serta pengendali orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
Kepemimpinan adalah sikap dan perilaku untuk mempengaruhi para bawahan agar
mereka mampu bekerja sama sehingga dapat bekerja secara lebih efisien dan efektif.
Klasifikasi
manajer menurut hierarkinya dalam organisasi, yaitu :
a) Manajer
puncak (Top Manager)
b) Manajer
menengah (Middle manager)
c) Manajer
hierarki pertama (first line manager atau supervisory manager)
Proses
manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas yang harus dilakukan oleh seorang
manajer dalam suatu organisasi. Rangkaian aktivitas dimaksudkan adalah
merupakan fungsi seorang manajer.
Fungsi manajer
ke dalam organisasi dapat dilihat dari dua sudut berikut :
1. Fungsi
manajer dari sudut proses, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pemotivasian, dan pengendalian.
2. Fungsional
manajer dari sudut spesialisasi kerja, yaitu keuangan, ketenagakerjaan,
pemasaran, pembelian, produksi, dan sejenisnya.
Sedangkan
fungsi manajer ke luar organisasi meliputi aktivitas yang berhubungan dengan
para pihak luar organisasi, yang meliputi aktivitas yang berhubungan dengan
segi yuridis, keuangan, administrative, hubungan antara manusia, dan
sebagainya.
Perkembangan
Konsep Manajemen
Terdapat
tiga mazhab (aliran) manajemen yang mengikuti perkembangannya. Pertama, Mazhab
Klasik yang terbagi menjadi dua cabang, yaitu manajemen ilmiah dan teori
organisasi klasik. Kedua, Mazhab perilaku dan ketiga Mazhab ilmu Manajemen.
Para pengembang manajemen ilmiah adalah Robert Owen, Charles Babbage, Frederik
W. Taylor, Henry L. Gantt dan Pasangan Gilbert. Mazhab perilaku timbul karena
temuan para manajer bahwa dengan pendekatan klasik, efisiensi produksi dan
keselarasan kerja yang sempurna tidak dapat diwujudkan. Pengembang Mazhab
Perilaku ini adalah Hugo Munsterberg dan Elton Mayo.
Mazhab ilmu
manajemen dilatarbelakangi oleh lahirnya riset operasi yang dibentuk oleh
pemerintah inggris untuk menghadapi sejumlah permasalahan baru yang rumit dalam
peperangan yang harus segera dipecahkan pada permulaan perang dunia ke-2.
Adanya
integrasi perspektif dari beberapa mazhab merupakan suatu pendekatan konseptual
yang segar bagi bidang manajemen. Terdapat dua mazhab yang terintegrasi yaitu
pendekatan sistem dan pendekatan kontingensi. Pendekatan sistem memandang bahwa
organisasi sebagai sebuh sistem yang terpadu dengan maksud tertentu yang
terdiri atas komponen yang berhubungan. Sedangkan pendekatan kontingensi
dikembangkan oleh para manajer yang berusaha untuk menerapkan konsep-konsep
dari mazhab-mazhab utama ke dalam situasi yang nyata.
Perencanaan
Perencanaan
adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan
pencapaiannya. Merencanakan berarti mengupayakan penggunaan sumber daya
manusia, sumber daya alam, dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan. Suatu
perencanaan adalah suatu aktivitas integratif yang berusaha memaksimumkan
efektivitas seluruhnya dari suatu organisasi sebagai suatu sistem, sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
Perencanaan
minimum memiliki tiga karakteristik :
1. Perencanaan
harus menyangkut masa yang akan datang.
2. Terdapat
suatu elemen identifikasi pribadi atau organisasi.
3. Masa
yang akan datang, tindakan dan identifikasi pribadi serta organisasi.
Perencanaan
sebagai suatu proses adalah suatu cara yang sistematis untuk menjalankan suatu
pekerjaan.
Proses
perencanaan meliputi aktivitas :
1. Prakiraan
(forecasting)
2. Penetapan
Tujuan (establishing objective)
3. Pemrograman
(programming)
4. Penjadwalan
(scheduling)
5. Penganggaran
(budgeting)
6. Pengembangan
prosedur (developing procedure)
7. Penetapan
dan interpretasi kebijakan (establishing and interpreting policies)
Berdasarkan
aktivitas perencanaan, berikut langkah-langkah penting dalam pekerjaan
perencanaan :
1. Menjelaskan
permasalahan
2. Usaha
memperoleh informasi terandal tentang aktivitas yang direncanakan
3. Analisis
dan klasifikasi informasi
4. Menentukan
dasar perencanaan dan batasan
5. Menentukan
rencana berganti
6. Memilih
rencana yang diusulkan
7. Membuat
urutan kronologis mengenai rencana yang diusulkan
8. Mengadakan
pengendalian kemajuan terhadap rencana yang diusulkan
Dalam setiap
organisasi, perencanaan disusun dalam suatu hierarki yang sejajar dengan
struktur organisasi. Stoner dan Wankel mengklasifikasikan rencana menjadi dua
jenis utama, yaitu rencana strategis dan rencana operasional. Rencana strategis
dirancang untuk mencapai tujuan organisasi yang luas, yaitu untuk melaksanakan
misi yang merupakan satu-satunya alasan kehadiran organisasi tersebut.
Perencanaan strategis adalah proses pemilihan tujuan organisasi, penentuan
kebijakan dan program yang perlu untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu,
serta penetapan metode yang perlu untuk menjamin agar kebijakan dan program
strategis itu dilaksanakan. Perencanaan strategis adalah proses perencanaan
jangka panjang yang formal untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi.
Rencana
operasional memberikan deskripsi tentang bagaimana rencana strategis
dilaksanakan. Rencana operasional terdiri atas rencana sekali pakai dan rencana
tetap. Rencana sekali pakai terdiri atas program, proyek dan anggaran.
Sedangkan rencana tetap terdiri atas kebijakan, prosedur standard an peraturan.
Catanese dan
Snyder membuat dikotomi teori perencanaan, yaitu berusaha menjelaskan bagaimana
sistem sosial berjalan dan menyediakan peralatan serta teknik untuk
mengendalikan dan mengubah sistem sosial. Jadi, dua jenis teori perencanaan
tersebut adalah Teori Operasi Sistem yang memaparkan sejumlah disiplin akademis
tradisional karena tidak ada disiplin tunggal yang mencakup seluruh aspek
penting dari sistem sosial. Teori yang kedua adalah Teori Perubahan Sistem yang
menyajikan hampir seluruh latar belakang dan teknik dari disiplin
ilmu terapan di samping dari disiplin ilmu tradisional.
Efektivitas
penting bagi setiap manajer, namun seringkali dalam pengembangan perencanaan
yang efektif manajer mengalami hambatan. Terdapat dua hambatan utama terhadap
pengembangan rencana yang efektif, yaitu penolakan dari dalam diri perencana
terhadap penentuan tujuan dan pembuatan rencana untuk memecahkannya. Hambatan
yang kedua karena keengganan yang lazim dari para anggota organisasi untuk
menerima rencana karena perubahan yang akan ditimbulkannya.
Perencanaan
rasional memiliki beberapa model, antara lain PERT dan CPM, Model Pemrograman
Linear, Model Biaya manfaat, Model Masukan-masukan, serta Model Simulasi Dinamik.
Program Linear merupakan teknik analisis kuantitatif yang mengandalkan model
matematika atau model simbolik sebagai wadahnya. Model Simulasi Dinamik
merupakan himpunan persamaan yang menggambarkan sistem lingkungan ekonomi.
Pengorganisasian
Organisasi
didefinisikan sebagai sekelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerja
sama untuk merealisasikan tujuan bersama. Organisasi mengandung tiga elemen
yang saling berhubungan yaitu sekelompok orang, interaksi dan kerjasama, serta
tujuan bersama.
Salah satu ciri
utama dari suatu organisasi adalah adanya sekelompok orang yang menggabungkan
diri dengan suatu ikatan norma, peraturan, ketentuan, dan kebijakan yang telah
dirumuskan dan masing-masing pihak siap untuk menjalankannya dengan penuh
tanggung jawab. Ciri yang kedua adalah dalam suatu organisasi yang terdiri atas
sekelompok orang yang saling mengadakan hubungan timbale balik, saling member
dan menerima, dan juga saling bekerja sama untuk melahirkan dan merealisasikan
maksud, sasaran, dan tujuan. Ciri yang ketiga adalah dalam suatu organisasi
yang terdiri atas sekelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerja sama
tersebut diarahkan pada suatu titik tertentu yaitu tujuan bersama dan ingin
direalisasikan.
Pengorganisasian adalah pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antarpekerjaan yang efektif di antara mereka, dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien. Dalam pengorganisasian diperlukan tahapan seperti mengetahui denga jelas yang hendak dicapai, deskripsi pekerjaan yang harus dioperasikan dalam aktivitas tertentu, klasifikasi aktivitas dalam kesatuan yang praktis, memberikan rumusan yang realistis mengenai kewajiban yang hendak diselesaikan, sarana dan prasarana fisik serta lingkungan yang diperlukan untuk setiap aktivitas atau kesatuan aktivitas yang hendak dioperasikan, penunjukan sumber daya manusia yang menguasai bidang keahliannya, mendelegasikan otoritas apabila dianggap perlu kepada bawahan yang ditunjuk.
Pengorganisasian adalah pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antarpekerjaan yang efektif di antara mereka, dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien. Dalam pengorganisasian diperlukan tahapan seperti mengetahui denga jelas yang hendak dicapai, deskripsi pekerjaan yang harus dioperasikan dalam aktivitas tertentu, klasifikasi aktivitas dalam kesatuan yang praktis, memberikan rumusan yang realistis mengenai kewajiban yang hendak diselesaikan, sarana dan prasarana fisik serta lingkungan yang diperlukan untuk setiap aktivitas atau kesatuan aktivitas yang hendak dioperasikan, penunjukan sumber daya manusia yang menguasai bidang keahliannya, mendelegasikan otoritas apabila dianggap perlu kepada bawahan yang ditunjuk.
Manajemen yang
efektif meliputi pemahaman terhadap empat ciri utama individu dan pengetahuan
tentang hubungannya. Empat ciri utama dari individu yang mempengaruhi
efektivitas organisasi yaitu persepsi, sikap, kepribadian, dan belajar.
J.W.McDavid dan
M.Harari mendefinisikan kelompok sebagai suatu sistem yang terorganisasi yang
terdiri atas dua orang atau lebih yang saling berhubungan sedemikian rupa
sehingga sistem tersebut melakukan fungsi tertentu, memiliki serangkaian peran
hubungan antaraggotanya, dan memiliki serangkaian norma yang mengatur fungsi
kelompok dan tiap-tiap anggotanya. Dua tipe kelompok, yaitu kelompok formal dan
kelompok informal dibentuk karena beberapa alasan. Alasan yang dimaksud Gibson adalah
Pemuasan Kepuasan, Kedekatan dan Daya Tarik, Tujuan Kelompok, dan Alasan
Ekonomi.
Gibson dan
kawan-kawan menekankan bahwa struktur bertalian dengan hubungan yang relatif
pasti yang terdapat di antara pekerjaan dalam organisasi. Hubungan yang pasti
tersebut timbul dari proses keputusan sebagai berikut:
1. Pembagian
kerja (division of labor)
2. Departementalisasi
(departementalization)
3. Rentang
kendali (span of control)
4. Delegasi
(delegation)
Dalam
organisasi modern terdapat tiga bentuk struktur organisasi yang secara formal
disusun menurut fungsi, menurut produk atau pasar, dan dalam bentuk matriks.
Dalam suatu
organisasi prinsip amat diperlukan, terutama dapat dijadikan pedoman sehingga
organisasi menjadi tumbuh dan berkembang. Prinsip organisasi yang dimaksud
adalah Organisasi dan Tujuan, Esensi organisasi, Tanggung jawab dan otoritas,
Spesialisasi untuk efisiensi, dan Rentang kendali. Ada pula prinsip yang
dipandang bermanfaat dalam mengelola organisasi. Prinsip tersebut memberikan
pedoman untuk menyusun suatu sistem tugas dan otoritas yang saling berkaitan.
Lima prinsip structural yang dimaksud adalah Prinsip pembagian kerja, Prinsip
satu arah, Prinsip sentralisasi, Prinsip otoritas dan tanggung jawab, Prinsip
rantai komando.
Dua aspek utama
struktur organisasi adalah pembagian kerja dan departementalisasi. Dalam
stuktur organisasi tujuan utama dua aspek penting tersebut adalah untuk
memudahkan proses komunikasi, pengambilan keputusan, evaluasi hasil kerja,
imbalan, sosialisasi, dan karier. Kelima aktivitas tersebut merupakan proses
organisasi.
Pengembangan
organisasi adalah upaya jangka panjang yang didukung manajemen puncak untuk
memperbaiki proses pemecahan permasalahan dan proses pembaruan organisasi,
khususnya melalui diagnosis dan manajemen budaya organisasi yang lebih efektif
dan kolaboratif dengan tekanan khusus pada tim kerja formal, tim sementara, dan
budaya antar kelompok dengan bantuan konsultan yang bertindak sebagai
katalisator dan penggunaan teori dan teknologi psikologi terapan, termasuk
penelitian tindakan.
Pengarahan
Pengarahan
diberikan batasan sebagai suatu proses pembimbingan, pemberian petunjuk, dan
instruksi kepada bawahan agar mereka bekerja sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Pengarahan berarti menentukan bagi bawahan tentang apa yang harus
mereka kerjakan atau tidak boleh mereka kerjakan. Pengarahan mencakup berbagai
proses operasi standar, pedoman dan buku panduan, bahkan manajemen berdasarkan
sasaran. Pengarahan merupakan metode untuk menyalurkan perilaku bawahan dalam
aktivitas tertentu dan menghindari aktivitas lain dengan menetapkan peraturan
dan standar, kemudian memastikan bahwa peraturan tersebut dipatuhi. Jadi,
pengarahan menentukan atau melarang jenis perilaku tertentu.
Secara umum
tujuan pengarahan yang ingin dicapai pada setiap sistem perusahaan maupun
organisasi adalah sebagai berikut :
1. Menjamin
Kontinuitas Perencanaan
2. Membudayakan
Prosedur Standar
3. Menghindari
Kemangkiran yang Tak Berarti
4. Membina
Disiplin Kerja
5. Membina
Motivasi yang Terarah
Suatu
komunikasi dapat diberikan batasan. Salah satu batasan umum dan seringkali
berlaku pada beberapa sistem organisasi adalah proses penyampaian
informasi atau pengertian dari pengirim pesan kepada penerima dengan
menggunakan tanda atau symbol yang sama, baik bersifat oral maupun bukan oral.
Dalam hubungannya dengan struktur organisasi, informasi dapat mengalir
vertical, horizontal, maupun diagonal.
Salah satu alat
untuk menyampaikan informasi yang paling sering digunakan dalam sistem
pengorganisasian dan memiliki konteks yang erat dengan pengarahan adalah
laporan. Laporan yang efektif minimum memenuhi kriteria sebagai
berikut :
1. Benar
dan objektif
2. Jelas
dan terandal
3. Efektif
4. Tegas
dan taat asa (konsisten)
5. Tepat
waktu
6. Lengkap
7. Tepat
sasaran
Pemotivasian
Bernard
Berelson dan Gary A. Steiner dalam Machrony mendefinisikan motivasi sebagai
keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energy, mendorong
kegiatan, dan mengarah atau menyalurkan perilaku kea rah mencapai kebutuhan
yang member kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.
Motivasi dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Setiap
perasaan atau kehendak dan keinginan yang sangat memengaruhi kemauan individu
sehingga individu tersebut didorong untuk berperilaku dan bertindak.
2. Pengaruh
kekuatan yang menimbulkan perilaku individu.
3. Setiap
tindakan atau kejadian yang menyebabkan berubahnya perilaku seseorang.
4. Proses
yang menentukan gerakan atau perilaku individu kepada tujuan.
Setiap individu
memiliki beragam kebutuhan. Seluruh kebutuhan tersebut berkompetensi untuk
melahirkan perilakunya. Kebutuhan paling kuatlah yang akan memimpin perilaku
individu. Suatu kebutuhan akan berkurang kekuatannya apabila kebutuhan tersebut
sudah dipuaskan. Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard mengemukakan bahwa
berkurangnya kekuatan suatu kebutuhan disebabkan hal-hal berikut :
1. Pemuasan
kebutuhan
2. Pemblokiran
pemuasan kebutuhan
3. Ketegangan
kognitif
4. Frustrasi
5. Rasionalisasi
6. Regresi
7. Fiksasi
8. Resignasi
9. Kekuatan
motif yang meningkat
Motivasi
seseorang akan ditentukan oleh stimulusnya. Stimulus yang dimaksud merupakan
mesin penggerak motivasi seseorang sehingga menimbulkan pengaruh perilaku orang
yang bersangkutan.
Dalam praktik,
hampir setiap perusahaan menganut caranya sendiri yang kurang lebih tradisional
dalam mendesain motivasi. perbedaan yang terdapat antara satu perusahaan dengan
perusahaan lain dalam pemberian motivasi hampir selalu terletak dalam gaya,
selera, atau tekanan, dan bukan dalam jenisnya. Pada umumnya bentuk motivasi
yang sering dianut oleh perusahaan meliputi empat elemen utama, yaitu
Kompensasi Bentuk Uang, Pengarahan dan Pengendalian, Penetapan Pola Kerja yang
Efektif dan Kebajikan.
Teori motivasi
dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu :
1) Teori
kepuasan yang berorientasi pada faktor dalam diri individu yang menguatkan,
mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilaku.
2) Teori
proses yang mndeskripsikan dan menganalisis bagaimana perilaku dikuatkan,
diarahkan, didukung, dan dihentikan.
Salah satu cara
untuk mengukur motivasi kerja karyawan adalah dengan menggunakan teori
pengharapan. Teori pengharapan mengemukakan bahwa adalah bermanfaat untuk
mengukur sikap para individu guna membuat diagnosis permasalahan motivasi.
Pengukuran semacam ini dapat membantu manajemen sumber daya manusia mengerti
mengapa para karyawan terdorong untuk bekerja atau tidak, apa yang merupakan
kekuatan motivasi di berbagai bagian dalam perusahaan, dan berapa jauh berbagai
cara pengubahan dapat efektif demi memotivasi kinerja.
Pengendalian
Pengendalian
manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar kinerja dengan
sasaran perencanaan, mendesain sistem umpan balik informasi, membandingkan
kinerja actual dengan standar yang telah ditetapkan, menentukan apakah terdapat
penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut, dan mengambil
tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya
perusahaan yang sedang digunakan sedapat mungkin secara lebih efisien dan
efektif guna mencapai sasaran perusahaan.
Empat langkah
dalam pengendalian yaitu menetapkan standar dan metode untuk pengukuran
kinerja, mengukur kinerja, membandingkan kinerja sesuai dengan standar, dan
mengambil tindakan perbaikan.
Dalam
organisasi umum maupun organisasi bisnis terdapat beberapa faktor yang menuntut
perlunya dioperasikan fungsi pengendalian. Faktor yang dimaksud adalah
Perubahan dalam lingkungan, Kompleksitas organisasi, Kesalahan yang serius
terjadi, dan Dampak delegasin wewenang.
Dalam setiap sistem
pengendalian, terdapat empat elemen pokok yang satu sama lain berlangsung dalam
urutan yang kronologis dan kontinu serta di antara keempat elemen pokok
tersebut berhubungan. Keempat elemen pokok pengendalian yang dimaksud adalah :
1. Kondisi
atau karakteristik yang dikendalikan.
2. Instrument
atau metode sensor untuk mengukur kondisi atau karakteristik yang dikendalikan.
3. Kelompok,
unit, atau instrument kendali yang akan membandingkan data yang diukur dengan
pekerjaan yang direncanakan dan mengarahkan mekanisme perbaikan untuk memenuhi
kebutuhan.
4. Kelompok
atau mekanisme yang bergerak dan mampu mengadakan inovasi dalam sistem operasi.
Terdapat
beberapa klasifikasi pengendalian yang harus dilakukan oleh seorang manajer.
Klasifikasi tersebut bisa dilihat dari sistem maupun waktu pelaksanaannya.
Ditinjau dari sistem pelaksanaannya, pengendalian dapat diklasifikasikan
menjadi sistem pengendalian umpan balik, pengendalian umpan maju, dan
pengendalian pencegahan.
Pada umumnya
dalam organisasi, proses pengendalian yang ditempuh oleh manajer meliputi
penetapan hasil yang diinginkan, penentuan predictor hasil, penentuan standar
atas predictor dan hasil, penentuan jaringan informasi dan umpan balik, serta
penilaian informasi dan pengendalian tindakan perbaikan.
Pengendalian
sebagai suatu sistem, seperti halnya sistem-sistem yang lain memiliki
karakteristik tertentu. Namun demikian, arti penting karakteristik tersebut
berlaku relatif, artinya pada kondisi yang berbeda, karakteristik itu pun berbeda
pula. Pada kondisi yang sama, karakteristik tersebut berlaku sama. Secara umum
pengendalian yang efektif mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Akurat
2. Tepat
waktu
3. Objektif
dan Komprehensif
4. Dipusatkan
pada Tempat PengendalianStrategis
5. Secara
Ekonomi Realistik
6. Secara
Organisasi Realistik
7. Dikoordinasikan
dengan Arus Pekerjaan Organisasi
8. Fleksibe
9. Preskriptif
dan Operasional
10. Diterima
Para Anggota Organisasi
Kepemimpinan
Banyak ilmuwan
dan ahli penelitian perilaku telah memberikan batasan mengenai kepemimpinan.
Salah satu ilmuwan dan ahli penelitian perilaku yang telah memberikan batasan
mengenai kepemimpinan, yaitu Ralph M. Stogdill. Batasan yang diajukan adalah
manajerial sebagai proses pengarahan dan mempengaruhi aktivitas yang
dihubungkan dengan tugas dari para anggota kelompok.
Kualifikasi
kepemimpinan yang memungkinkan seorang manajer memainkan perannya dalam menopang
kondisi yang ada meliputi hal-hal berikut:
1. Watak
dan Kepribadian yang Terpuji
2. Prakarsa
yang Tinggi
3. Hasrat
Melayani Bawahan
4. Sadar
dan Paham Kondisi Lingkungan
5. Intelegensi
yang Tinggi
6. Berorientasi
ke Masa Depan
7. Sikap
Terbuka dan Lugas
8. Widiasuara
yang Efektif
G.R Terry
sebagai salah seorang pengembang ilmu manajemen mengemukakan tipe kepemimpinan
sebagai berikut :
1. Kepemimpinan
Pribadi
2. Kepemimpinan
Nonpribadi
3. Kepemimpinan
Otoriter
4. Kepemimpinan
Demokratis
5. Kepemimpinan
Paternalistik
6. Kepemimpinan
Menurut Bakat
Pada organisasi
pekerjaan, kemampuan untuk mempengaruhi, mendesak, dan memotivasi para bawahan,
disamping tempat, penentuan waktu, penggunaan informasi, dan efisien didasarkan
juga pada otoritas menjadi dua, yaitu otoritas posisi dan otoritas pribadi.
Delegasi
wewenang adalah pelimpahan atau pemberian otoritas dan tanggung jawab dari
pemimpin atau kesatuan organisasi kepada seseorang atau kesatuan organisasi
lain untuk melakukan aktivitas tertentu. Hal ini didasarkan bahwa pada
esensinya hampir tidak ada seorang manajer yang dapat secara pribadi
menyelesaikan secara penuh menyelia seluruh tugas organisasi. Dengan demikian,
terlihat betapa pentingnya delegasi wewenang oleh manajer kepada bawahan demi
efisiensi, terlihat betapa pentingnya delegasi wewenang oleh manajer kepada
bawahan demi efisiensi fungsi setiap organisasi.
Kepemimpinan
yang efektif menurut Chemers banyak bergantung pada beberapa variabel, seperti
kultur organisasi, sifat dari tugas dan aktivitas kerja, dan nilai serta
pengalaman manajerial. Determinan yang memengaruhi efektivitas kepemimpinan
mencakup kepribadian, pengalaman masa lampau, dan harapan dari atasan, kepribadian
dan perilaku atasan, karakteristik, harapan, dan perilaku bawahan, persyaratan
tugas, kultur dan kebijakan organisasi, harapan serta perilaku rekan sekerja.
Teori
kepemimpinan situasional adalah teori kepemimpinan yang didasarkan pada
hubungan kurva linear diantara perilaku tugas. Perilaku hubungan, dan
kematangan. Teori ini mencoba menyiapkan manajer dengan beberapa pengertian
mengenai hubungan di antara gaya kepemimpinan yang efektif dan taraf kematangan
para bawahan.
Pengambilan
Keputusan
Pengambilan
keputusan adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam
usaha memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi kemudian menetapkan berbagai
alternative yang dianggap paling rasional dan sesuai dengan lingkungan
organisasi. Jadi, mengambil keputusan berarti memilih dan menetapkan satu
alternative yang dianggap paling menguntungkan dari beberapa alternative yang
dihadapi. Alternative yang ditetapkan merupakan keputusan. Kualitas dari
keputusan yang diambil tersebut merupakan standar dari efektivitas mereka.
Herbert A. Simon telah mengembangkan klasifikasi jenis keputusan yang berbeda,
yaitu keputusan yang diprogram dan keputusan yang tidak diprogram. Herbert A.
Simon juga mengajukan model yang bermanfaat sebagai dasar dalam proses pengambilan
keputusan. Model yang diajukan terdiri atas tiga tahap pokok, yaitu penelitian,
desain, dan pemilihan.
Proses
pengambilan keputusan yang diajukan Gibson dkk adalah penetapan tujuan spesifik
serta pengukuran hasilnya, identifikasi permasalahan, pengembangan alternative,
evaluasi alternative, seleksi alternative, implementasi keputusan, pengendalian
dan evaluasi.
Secara umum
gaya pengambilan keputusan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Manajer
mengambil keputusan sendiri dengan menggunakan masukan informasi yang tersedia
pada waktu tertentu.
2. Manajer
memperoleh informasi yang diperlukan dari para bawahan dan kemudian menetapkan
keputusan yang dipandang relevan. Peran yang dimainkan oleh orang lain adalah
lebih, dalam hal informasi yang diperlukan kepada manajer daripada rumusan atau
penilaian alternative.
3. Manajer
membicarakan permasalahan yang dihadapi organisasi dengan para bawahan secara
individual dan mendapatkan gagasan dan saran-saran tanpa melibatkan para
bawahan sebagai suatu kelompok.kemudian manajer mengambil keputusan yang dapat
atau tidak dapat mencerminkan masukan atau intuisi maupun aspirasi para
bawahan.
4. Manajer
membicarakan situasi keperluan dengan para bawahan sebagai suatu kelompok dan
mengumpulkan gagasan dan saran bawahan tersebut dalam suatu konferensi atau pertemuan
kelompok. Keputusan yang diambil dapat atau tidak mencerminkan masukan intuisi
dan aspirasi para bawahan.
5. Manajer
membicarakan situasi keputusan dengan para bawahan sebagai suatu kelompok dan
kelompok menyusun serta menilai alternative. Manajer tidak bermaksud untuk
memengaruhi para bawahan dan berkeinginan untuk menerima implementasi serta
merealisasikan setiap keputusan hasil musyawarah bersama.
Pada sebuah
sistem keorganisasian, terdapat beberapa klasifikasi pengambilan keputusan.
Pemahaman terhadap kerangka kerja dan konsep pengambilan keputusan akan
memberikan nilai guna dalam pembahasan yang lebih dalam. Menurut Davis kerangka
kerja untuk pengambilan keputusan tersebut meliputi hal-hal berikut :
1. Sistem
pengambilan keputusan
2. Pengetahuan
mengenai keluaran
3. Tanggapan
keputusan
4. Deskripsi
mengenai pengambilan keputusan
5. Kriteria
untuk pengambilan keputusan
6. Relevansi
konsep keputusan terhadap desain sistem informasi manajemen
Sistem
informasi manajemen secara umum dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem
manusia atau mesin yang terintegrsi untuk menyajikan informasi guna mendukung
fungsi operasi organisasi. Sistem pengolahan data dapat dilakukan
melalui dua cara yaitu sistem pengolahan data secara manual dan sistem
pengolahan data secara otomatis.
Manajemen Mutu
Menurut Goetsch
dan Davis, mutu merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Berdasarkan batasan mengenai mutu, manajemen mutu terpadu didefinisikan sebagai
suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya
saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungannya.
Untuk mencapai
manajemen mutu terpadu perlu diperhatikan aspek-aspek berikut:
1. Perhatian
pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal
2. Memiliki
obsesi yang tinggi terhadap mutu
3. Menggunakan
pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
4. Memiliki
komitmen jangka panjang
5. Membutuhkan
kerja sama tim
6. Memperbaiki
proses secara berkesinambungan
7. Menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan
8. Memberikan
kebebasan yang terkendali
9. Memiliki
kesatuan tujuan
10. Adanya
keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
Gagasan dasar
JIT sangatlah sederhana, yaitu berproduksi hanya apabila ada permintaan atau
memproduksi sesuatu yang diminta, pada saat diminta, dan hanya sebesar jumlah
yang diminta.
Sasaran
implementasi JIT pada dasarnya terdiri atas persediaan, waktu siklus, perbaikan
yang berkesinambungan, dan penghapusan pemborosan.
0 Komentar:
Post a Comment