KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن
الرحيم
Segala
Puji Bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, shalawat dan salam kita
haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabat
beliau, serta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Alhamdulillah,
atas karunia dan rahmat yang diberikan kepada penulis, sehingga makalah ini
dapat disusun dan diselesaikan berdasarkan waktu yang telah diberikan. Makalah
ini berjudul “Konsep Pengembangan Pasar Uang Syariah”.
Penulis menyadari
bahwa terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis
berharap pembaca bisa memberikan kritik dan saran-saran yang membangun dan
memotivasi penulis untuk lebih baik lagi dalam membuat makalah.
Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca maupun yang menulis. Amin yarabbal
a’lamiin.
Darussalam, 27
Oktober 2013
BAB I
PENDAHULUAN
Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang menarik untuk dibahas
karena dampaknya yang begitu luas terhadap perekonomian terutama perekonomian
makro seperti pertumbuhan ekonomi, keseimbangan eksternal, daya saing, tingkat
bunga, dan bahkan distribusi pendapatan. Ekonomi islam merupakan ikhtiar
pencarian sistem ekonomi yang lebih baik setelah ekonomi kapitalis gagal total.
Bisa dibayangkan betapa tidak adilnya, betapa pincangnya akibat sistem ekonomi
kapitalis yang berlaku sekarang ini, yang kaya akan semakin kaya dan yang
miskin akan semakin miskin. Untuk lebih memahami tentang inflasi, maka dalam
makalah ini akan dibahas tentang inflasi dalam perspektif ekonomi islam,
berupa:
A. Pengertian Inflasi dalam perspektif
ekonomi islam
B. Penyebab dari Inflasi dalam
perspektif ekonomi islam
C. Jenis-jenis Inflasi dalam
perspektif ekonomi islam
D. Dampak dari Inflasi dalam perspektif
ekonomi islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Inflasi dalam Perspektif
Ekonomi Islam
Secara umum inflasi berarti kenaikan tingkat harga secara umum dari
barang/komoditas dan jasa selama suatu periode waktu tertentu. Definisi inflasi
oleh para ekonom modern adalah kenaikan yang menyeluruh dari jumlah uang yang
harus dibayarkan (nilai unit perhitungan moneter) terhadap
barang-barang/komoditas dan jasa.[1]
Dalam banyak literatur disebutkan bahwa inflasi di definisikan
sebagai kenaikan harga umum secara terus menerus dari suatu perekonomian.
Menurut Rahardja dan Manurung, inflasi adalah gejala kenaikan harga
barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Sedangkan menurut Sukirno,
inflasi adalah kenaikan dalam harga barang dan jasa, yang terjadi karena
permintaan bertambah lebih besar dibandingkan dengan penawaran barang di pasar.[2]
Dalam Islam tidak dikenal dengan inflasi, karena mata uang yang
dipakai adalah dinar dan dirham, yang mana mempunyai nilai yang stabil dan
dibenarkan oleh islam. Adhiwarman Karim mengatakan bahwa, Syekh An-Nabhani
memberikan beberapa alasan mengapa mata uang yang sesuai itu adalah dengan
menggunakan emas. Ketika islam melarang praktek penimbunan harta, islam hanya
mengkhususkan larangan tersebut untuk emas dan perak, padahal harta itu
mencakup semua barang yang bisa dijadikan sebagai kekayaan.[3]
B. Penyebab Inflasi dalam Perspektif
Ekonomi Islam
Penyebab inflasi menurut Sadono Sukirno adalah kenaikan harga-harga
barang yang diimpor, penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti
oleh pertambahan produksi dan penawaran barang, serta terjadinya kekacauan
politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintahan yang kurang bertanggung jawab.
Adapun penyebab lain dari inflasi antara lain uang yang beredar lebih besar
daripada jumlah barang yang beredar, sehingga permintaan akan barang mengalami
kenaikan, maka dengan sendirinya produsen akan menaikkan harga barang dan
apabila kondisi seperti ini dibiarkan maka akan terjadi inflasi.[4]
Dalam perspektif ekonomi islam penurunan nilai dinar atau dirham
memang masih mungkin terjadi, yaitu ketika nilai emas yang menopang nilai
nominal dinar itu mengalami penurunan. Diantaranya akibat ditemukannya emas
dalam jumlah yang besar, tapi keadaan ini kecil sekali kemungkinannya.[5]
C. Jenis-Jienis Inflasi dalam Perspektif
Ekonomi Islam
Kondisi difisit pernah terjadi pada zaman Rasulullah dan ini hanya
terjadi satu kali. Al-Maqrizi membagi inflasi ke dalam dua macam, yaitu:[6]
1. inflasi akibat berkurangnya
persediaan barang.
Inflasi ini terjadi pada zaman Rasulullah dan khulafaur rasyidin,
yaitu karena kekeringan atau karena peperangan.
2. inflasi akibat kesalahan
manusia.
Inflasi ini disebabkan oleh tiga hal, yaitu korupsi dan
administrasi yang buruk, pajak yang memberatkan, serta jumlah uang yang
berlebihan.
Ekonom Islam Taqiuddin Ahmad ibn al-Maqrizi (1364M – 1441M), yang
merupakan salah satu murid dari ibn Khaldun, menggolongkan inflasi dalam dua
golongan yaitu:
1. Natural Inflation
Inflasi jenis ini diakibatkan oleh sebab-sebab alamiah di mana
orang tidak mempunyai kendali atasnya (dalam hal mencegah). Ibn al-Maqrizi
mengatakan bahwa inflasi ini adalah inflasi yang diakibatkan oleh turunnya
Penawaran Agregatif atau naiknya Permintaan Agregatif.
Natural Inflation dapat diartikan sebagai:
a. Gangguan terhadap
jumlah barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu perekonomian.
b. Naiknya daya beli masyarakat
secara riil.
Natural Inflation dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya menjadi
dua golongan yaitu sebagai berikut:
a. Akibat uang yang masuk
dari luar negeri terlalu banyak. Hal ini pernah terjadi semasa pemerintahan
khalifah Umar ibn Khattab r.a.
b. Akibat dari turunnya tingkat
produksi karena terjadinya paceklik, perang ataupun embargo dan boycott. Hal
ini pernah terjadi pula semasa pemerintahan khalifah Umar ibn Khattab.
2. Human Error Inflation
Selain dari penyebab-penyebab yang dimaksud pada Natural Inflation,
maka inflasi yang disebabkan oleh hal-hal lainnya dapat digolongkan sebagai
Human Error Inflation atau False Inflation. Human Error Inflation dikatakan
sebagai inflasi yang diakibatkan oleh kesalahan dari manusia itu sendiri
(sesuai dengan QS Al-Rum [30]: 41).
Human Error Inflation dapat dikelompokkan menurut
penyebab-penyebabnya sebagai berikut:[7]
1. Korupsi dan administrasi yang
buruk
2. Pajak yang berlebihan
3. Pencetakan uang dengan maksud
menarik keuntungan yang berlebihan
D. Dampak Inflasi dalam Perspektif Ekonomi
Islam
Inflasi atau kenaikan harga-harga yang tinggi dan terus menerus
telah menimbulkan beberapa dampak buruk kepada individu dan masyarakat, para
penabung, kreditor/debitor dan produsen, ataupun pada kegiatan perekonomian
secara keseluruhan. Dampak inflasi terhadap individu dan masyarakat menurut
Prathama Rahardja dan Manurung, misalnya:
a. Menurunnya tingkat
kesejahteraan masyarakat
b. Memperburuk distribusi
pendapatan
Dampak lainnya dirasakan pula oleh para penabung, oleh kreditur
atau debitur, dan oleh produsen. Dampak inflasi bagi para penabung ini
menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun.
Adapun dampak inflasi bagi debitur atau yang meminjamkan uang kepada bank,
inflasi ini justru menguntungkan karena pada saat pembayaran utang kepada
kreditur, nilai uang lebih rendah dibanding pada saat meminjam, tetapi
sebaliknya bagi kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami
kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah dibandingkan pada saat
peminjaman. Begitu pun bagi produsen, inflasi bisa menguntungkan bila
pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Namun,
bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan
produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya.[8]
Sedangkan dampak inflasi bagi perekonomian secara keseluruhan,
misalnya prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan semakin memburuk,
inflasi mengganggu stabilitas ekonomi dengan merusak rencana jangka panjang
para pelaku ekonomi. Dampak inflasi bagi perekonomian nasional diantaranya:[9]
a. Investasi berkurang
b. Mendorong tingkat bunga
c. Mendorong penanam modal
yang bersifat spekulatif
d. Menimbulkan kegagalan
pelaksanaan pembangunan
e. Menimbulkan
ketidakpastian keadaan ekonomi dimasa yang akan datang
f. Menyebabkan daya saing
produk nasional berkurang
g. Menimbulkan defisit neraca
pembayaran
h. Merosotnya tingkat kehidupan
dan kesejahteraan masyarakat
i. Meningkatkan
jumlah pengangguran
Menurut para ekonom islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi
perekonomian, karena:
1. Menimbulkan gangguan terhadap
fungsi uang, terutama terhadap fungsi tabungan (nilai simpan), fungsi dari
pembayaran di muka, dan fungsi dari unit perhitungan.
2. Melemahkan semangat menabung
dan sikap terhadap menabung dari masyarakat.
3. Meningkatkan kecenderungan
untuk berbelanja terutama untuk non-primer dan barang-barang mewah.
4. Mengarahkan investasi pada
hal-hal yang non-produktif yaitu penumpukan kekayaan. Seperti: tanah, bangunan,
logam mulia, mata uang asing dengan mengorbankan investasi kearah produktif
seperti: pertanian, industrial, perdagangan, transportasi, dan lainnya.
Selain itu, inflasi juga mengakibatkan masalah-masalah yang
berhubungan dengan akuntansi seperti:[10]
1. Apakah penilaian terhadap
asset tetap dan asset lancar dilakukan dengan metode biaya historis atau metode
biaya actual.
2. Pemeliharaan modal riil
dengan melakukan isolasi keuntungan inflasioner.
3. Inflasi menyebabkan
dibutuhkannya koreksi dan rekonsiliasi operasi untuk mendapatkan kebutuhan
perbandingan waktu dan tempat.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam Islam tidak dikenal dengan inflasi, karena mata uang yang
dipakai adalah dinar dan dirham, yang mana mempunyai nilai yang stabil dan
dibenarkan oleh islam. Adhiwarman Karim mengatakan bahwa, Syekh An-Nabhani
memberikan beberapa alasan mengapa mata uang yang sesuai itu adalah dengan
menggunakan emas. Ketika islam melarang praktek penimbunan harta, islam hanya
mengkhususkan larangan tersebut untuk emas dan perak, padahal harta itu
mencakup semua barang yang bisa dijadikan sebagai kekayaan.
Dalam perspektif ekonomi islam penurunan nilai dinar atau dirham
memang masih mungkin terjadi, yaitu ketika nilai emas yang menopang nilai
nominal dinar itu mengalami penurunan. Diantaranya akibat ditemukannya emas
dalam jumlah yang besar, tapi keadaan ini kecil sekali kemungkinannya
Al-Maqrizi membagi inflasi ke dalam dua macam, yaitu:
1. Inflasi akibat berkurangnya
persediaan barang
2. Inflasi akibat kesalahan
manusia.
Menurut para ekonom islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi
perekonomian, karena:
1. Menimbulkan gangguan terhadap
fungsi uang, terutama terhadap fungsi tabungan (nilai simpan), fungsi dari
pembayaran di muka, dan fungsi dari unit perhitungan.
2. Melemahkan semangat menabung
dan sikap terhadap menabung dari masyarakat.
3. Meningkatkan kecenderungan
untuk berbelanja terutama untuk non-primer dan barang-barang mewah.
4. Mengarahkan investasi pada
hal-hal yang non-produktif yaitu penumpukan kekayaan. Seperti: tanah, bangunan,
logam mulia, mata uang asing dengan mengorbankan investasi kearah produktif
seperti: pertanian, industrial, perdagangan, transportasi, dan lainnya.
Daftar Pustaka
Huda, Nurul. Ekonomi Makro Islam: Pendekatan teoritis.
Jakarta: Kencana. 2008.
Karim, Adiwarman A. Ekonomi Makro Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2007.
0 Komentar:
Post a Comment