KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Segala
Puji Bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, shalawat dan salam kita
haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabat
beliau, serta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Alhamdulillah,
atas karunia dan rahmat yang diberikan kepada penulis, sehingga makalah ini
dapat disusun dan diselesaikan berdasarkan waktu yang telah diberikan. Makalah
ini berjudul “Strategi Produk”.
Dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Devi
Noviyanti, SE., MM selaku dosen pengasuh mata kuliah Manajemen Pemasaran Bank
yang telah memberikan pengetahuan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari
bahwa terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis
berharap pembaca bisa memberikan kritik dan saran-saran yang membangun dan
memotivasi penulis untuk lebih baik lagi dalam membuat makalah.
Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca maupun yang menulis. Amin yarabbal
a’lamiin.
Daussalam, 10
April 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai sebuah lembaga atau perusahaan, perlu mengkomunikasikan
setiap produk yang ditawarkan agar masyarakat mengetahui dan memiliki minat
untuk membeli manfaat dari produk yang di tawarkan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya. Perusahaan/pasar banyak menawarkan produknya, baik produk baru
atau suatu pengembangan dari produk yang lama. Diantara produk-produk tersebut
ada yang gagal dan tidak berhasil merebut kepuasan konsumen, karena selera
pembeli atau konsumen yang selalu berubah-rubah.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
2.1 Apa yang dimaksud dengan produk?
2.2 Tingkatan produk dan jasa dalam sebuah perusahaan?
2.3 Bagaimana pengelolaan dalam sebuah produk dan siklus
kehidupan produk?
1.3 Tujuan
Sebagai bahan diskusi dan untuk lebih mengetahui tentang strategi
produk dalam sebuah perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar
untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.[1] Produk
adalah apa saja, yang dapat ditawarkan kepada pasar agar dapat dibeli,
digunakan atau dikonsumsi, yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan
mereka.[2] Produk
(product) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik
perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu
keinginan atau kebutuhan.
Produk mencakup lebih dari sekadar barang-barang yang berwujud
(tangible). Dalam arti luas, produk meliputi objek-objek fisik, jasa, acara,
orang, tempat, organisasi, dan ide. Karena begitu penting dalam ekonomi dunia,
maka jasa juga diberikan perhatian khusus. Jasa (service) adalah bentuk produk
yang terdiri dari aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual
dan pada dasarnya tak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan akan
sesuatu.[3] Jasa
memiliki empat karakteristik utama yang sangat mempengaruhi rancangan program
pemasaran:[4]
a. Tidak berwujud
(intangibility)
b. Tak terpisahkan
(inseparability)
c. Bervariasi
(variability)
d. Mudah lenyap (perishability)
Produk adalah elemen kunci dalam keseluruhan penawaran pasar.
Perencanaan bauran pemasaran dimulai dengan merumuskan penawaran yang
memberikan nilai bagi pelanggan sasaran. Penawaran ini menjadi dasar bagi
perusahaan dalam membangun hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan.
Penawaran pasar perusahaan sering kali meliputi barang dan jasa
yang berwujud. Masing-masing komponen bisa menjadi bagian kecil atau bagian
utama dari keseluruhan penawaran. Pada satu sisi, penawaran bisa terdiri dari
barang yang sepenuhnya berwujud tidak ada jasa yang menyertai produk. Pada sisi
yang lain, ada jasa sepenuhnya, di mana penawaran hanya terdiri dari jasa.[5]
Produk dan jasa dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan tipe
konsumen yang menggunakannya, produk konsumen dan produk industri. Dalam
definisi luas, produk juga meliputi entitas lain yang dapat dipasarkan seperti
pengalaman, organisasi, orang, tempat dan ide.
Produk konsumen adalah produk dan jasa yang dibeli oleh konsumen
akhir untuk konsumsi pribadi. Produk konsumen meliputi, sebagai berikut:
a. Produk kebutuhan
sehari-hari, adalah produk dan jasa konsumen yang biasanya sering dan segera
dibeli pelanggan, dengan usaha pembandingan dan pembelian yang minimum.
b. Produk belanja, adalah produk
dan jasa konsumen yang lebih jarang dibeli dan pelanggan membandingkan
kecocokan, kualitas, harga, dan gaya produk secara cermat.
c. Produk khusus, adalah
produk dan jasa konsumen dengan karakteristik unik atau identifikasi merek
dimana sekelompok pembeli signifikan bersedia melakukan usaha pembelian khusus.
d. Produk yang tak dicari,
adalah produk konsumen yang mungkin tidak dikenal konsumen atau produk yang
mungkin dikenal konsumen tetapi biasanya konsumen tidak berpikir untuk
membelinya.
Produk industri adalah produk yang dibeli untuk pemrosesan lebih
lanjut atau untuk digunakan dalam menjalankan bisnis. Tiga kelompok produk dan
jasa industri meliputi:[6]
a. Bahan dan suku cadang,
mencakup bahan mentah serta bahan dan suku cadang manufaktur.
b. Barang-barang modal, adalah
produk industri yang membantu produksi atau operasi pembeli, termasuk peralatan
instalasi dan aksesori.
c. Persediaan serta
pelayanan, persediaan mencakup persediaan operasi serta barang perbaikan dan
pemeliharaan.
2.2 Tingkatan
Produk dan Jasa dalam Sebuah Perusahaan
Dalam merencanakan penawaran pasar, pemasar perlu berpikir lima
tingkat produk. Tiap tingkat menambahkan lebih banyak nilai pelanggan, dan
kelimanya membentuk suatu hirarki nilai pelanggan. Lima tingkatan produk
tersebut adalah sebagai berikut:[7]
1) Manfaat inti (core benefit),
yaitu jasa atau manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli pelanggan.
2) Produk dasar (basic product),
pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar.
3) Produk yang diharapkan
(expected product), pemasar menyiapkan suatu produk yang diharapkan, suatu set
atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan dan disetujui pembeli ketika
mereka membeli produk itu.
4) Produk yang ditingkatkan
(augmented product), pemasar menyiapkan produk yang ditingkatkan yang memenuhi
keinginan pelanggan itu melampaui harapan mereka.
5) Produk potensial (potential
product), yang mencakup semua peningkatan dan transformasi yang akhirnya akan
dialami produk tersebut di masa depan.
Persaingan sekarang pada dasarnya terjadi ditingkat produk yang
ditingkatkan. Peningkatan produk mengarahkan pemasar untuk melihat pada
keseluruhan sistem konsumsi pembeli: cara seorang pembeli suatu produk
melaksanakan keseluruhan tugas apa pun yang ia sedang coba selesaikan ketika
menggunakan produk tersebut. Dengan cara ini, pemasar akan mengenali banyak
peluang untuk meningkatkan penawarannya dengan suatu cara yang efektif secara
kompetitif.
Menurut Levitt, persaingan baru bukanlah antara apa yang diproduksi
berbagai perusahaan dalam pabrik mereka, tetapi antara apa yang mereka
tambahkan pada hasil pabrik tersebut dalam bentuk pengemasan, pelayanan, iklan,
konsultasi bagi pelanggan, pendanaan, pengaturan pengiriman, pergudangan, dan
hal-hal lain yang orang anggap bernilai.
2.3 Keputusan
dalam Pengelolaan Sebuah Produk
Ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam membuat
keputusan-keputusan untuk mengelola sebuah produk. Di mulai dengan keputusan
tentang manfaat dari produk tersebut. Manfaat produk yang ingin ditunjukkan
pada konsumen dapat dikomunikasikan dengan atribut-atribut produk. Aspek-aspek
atribut produk meliputi:[8]
a. Kualitas/Mutu Produk
Kuallitas atau mutu produk ini menunjukkan sejauh mana sebuah
produk berfungsi sebagaimana harusnya.
b. Fitur Produk
Fitur produk berperan menambah manfaat utama sebuah produk. Fitur
juga berfungsi membedakan sebuah produk dengan produk sejenis, tergantung
sejauh mana fitur yang ditawarkan dapat memenuhi harapan konsumen, dapat
menjadi penentu menangnya sebuah produk dalam persaingan.
c. Desain dan Kemasan
Produk
Desain dan kemasan cukup menentukan sebagai atribut produk.
1) Branding (Pemerekan)
Merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain atau
kombinasi semua ini, yang menunjukkan identitas pembuat atau penjual produk
atau jasa.[9]
2) Keputusan pemerekan
Agar tingkat ekuiti dari suatu merek bisa semaksimal mungkin,
pemasar melakukan keputusan pemerekan, dimana empat hal yang utama dalam
keputusan ini, yaitu sebagai beriku:[10]
a. Pemilihan nama merek
Dalam pemilihan nama, paling tidak, pemasar harus memilih panduan
atau menggunakan kombinasinya yaitu menunjukkan manfaat produk, mudah
diucapkan, berbeda serta unik, dan dapat didaftarkan karena belum pernah ada
yang menggunakan dan mendaftarkannya pada Departemen Kehakiman.
b. Brand sponsor
Pemasar bisa memilih apakah merek yang akan dikenakan itu berasal
dari perusahaan/pabrik sendiri, atau diberikan oleh salurannya.
c. Licensing
Perusahaan pemilik merek membuat kesepakatan dengan
produsen-produsen tertentu agar dibuatkan produk sesuai standar yang
diinginkan. Perusahaan pembuat berhak menggunakan merek pemilik tadi. Tentu
saja sudah dengan aturan-aturan yang disepakati.
d. Co.branding
Perusahaan kadang-kadang bekerjasama dengan perusahaan lain, untuk
saling menunjukkan mereknya.
3) Strategi Merek
Ada empat pilihan strategi dalam merek, yaitu Line Extension, Brand
Extension, Multibrand, New Brand.[11]
4) Packaging dan lebeling
Packaging adalah aktivitas mendesain dan memproduksi pembungkus
produk. Labeling adalah informasi penting yang diberikan kepada konsumen
tentang isi kandungan, harga dan berbagai informasi maupun grafis yang
menunjang penampilan kemasan.[12]
2.3.1 Siklus Hidup
Produk
Strategi penetapan posisi dan diferensiasi perusahaan harus berubah
karena produk, pasar, dan pesaing berubah sepanjang waktu. Konsep siklus hidup
produk dan perubahan-perubahan yang lazim terjadi saat produk melalui
masing-masing tahap siklus hidup itu. Produk memiliki siklus hidup seperti
berikut:
1) Produk memiliki umur yang
terbatas.
2) Penjualan produk melalui
berbagai tahap yang khas, masing-masing memberikan tantangan, peluang, dan
masalah yang berbeda bagi penjualnya.
3) Laba naik dan turun pada
berbagai tahap yang berbeda selama siklus hidup produk.
4) Produk memerlukan strategi
pemasaran, keuangan, manufaktur, pembelian, dan sumber daya manusia yang
berbeda dalam tiap tahap siklus hidupnya.
Siklus hidup produk umumnya terbagi menjadi empat tahap:[13]
1) Tahap Perkenalan
(Introduction)
Periode pertumbuhan penjualan yang lambat saat produk itu diperkenalkan
ke pasar. Pada tahap ini tidak ada laba karena besarnya biaya-biaya untuk
memperkenalkan produk. Karena diperlukan waktu untuk meluncurkan produk ke
beberapa pasar, pertumbuhan penjualan cenderung berjalan lambat pada tahap ini.
Laba akan negatif atau rendah pada tahap perkenalan.
2) Tahap Pertumbuhan (growth)
Periode penerimaan pasar yang cepat dan peningkatan laba yang
besar. Tahap pertumbuhan ditandai dengan peningkatan pesat penjualan. Selama
tahap ini, perusahaan menggunakan beberapa strategi untuk mempertahankan
pertumbuhan pasar yang pesat selama mungkin:
§ Perusahaan meningkatkan mutu produk serta menambahkan
fitur produk yang baru dan gaya yang lebih baik.
§ Perusahaan menambahkan mosdel baru dan produk penyerta
(yaitu, produk-produk dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya yang
melindungi produk utama).
§ Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
§ Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan
memasuki saluran distribusi baru.
§ Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang
menyadari produk ke iklan yang membuat orang lebih memilih produk tertentu.
§ Perusahaan menurunkan harga untuk menarik lapisan
berikutnya yang terdiri dari pembeli yang sensitive terhadap harga.
3) Tahap Kedewasaan/kematangan
(maturity)
Periode penurunan pertumbuhan penjualan karena produk itu telah
diterima oleh sebagian besar calon pembeli. Laba stabil atau menurun karena
persaingan yang meningkat. Pada suatu titik, tingkat pertumbuhan penjualan akan
melambat, dan produk akan memasuki tahap kedewasaan relatif. Tahap ini biasanya
berlangsung lebih lama dari pada tahap-tahap sebelumnya, dan merupakan
tantangan berat bagi manajemen pemasaran. Tahap kedewasaan dibagi menjadi tiga
fase: kedewasaan bertumbuh, stabil, dan menurun.
4) Tahap Penurunan (decline)
Periode saat penjualan menunjukkan arah yang menurun dan laba yang
menipis. Penjualan merosot karena sejumlah alasan, termasuk kemajuan teknologi,
pergeseran selera konsumen, dan meningkatnya persaingan dalam dan luar negeri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Produk (product) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada
pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat
memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup lebih dari sekadar
barang-barang yang berwujud (tangible). Dalam arti luas, produk meliputi
objek-objek fisik, jasa, acara, orang, tempat, organisasi, dan ide. Jasa
(service) adalah bentuk produk yang terdiri dari aktivitas, manfaat atau kepuasan
yang ditawarkan untuk dijual dan pada dasarnya tak berwujud serta tidak
menghasilkan kepemilikan akan sesuatu.
Ada Lima tingkatan produk yaitu Manfaat inti (core benefit), Produk
dasar (basic product), Produk yang diharapkan (expected product), Produk yang
ditingkatkan (augmented product), Produk potensial (potential product). Siklus
hidup produk umumnya terbagi menjadi empat tahap yaitu tahap perkenalan, tahap
pertumbuhan, tahap kedewasaan/kematangan, dan terakhir adalah tahap penurunan.
3.2 Saran-saran
Dari penjelasan di atas tentang strategi produk pasti tidak
terlepas dari kesalahan penulisan dan rangkaian kalimat serta penyusunannya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan seperti yang
diharapkan oleh pembaca dan khususnya pembimbing mata kuliah Manajemen
Pemasaran. Oleh karena itu, penulis mengharap kepada para pembaca (mahasiswa/i)
dan dosen pembimbing mata kuliah ini dapat memberikan kritik dan saran yang
sifatnya membangun.
Daftar Pustaka
Amir, M.Taufiq. Dinamika Pemasaran-Jelajahi & Rasakan.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2005.
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran-Analisis, Perencanaan,
Implementasi, dan Kontrol. 1997.
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Indeks
Kelompok Gramedia. 2005.
Kotler, Philip, Gary Amstrong. Prinsip-prinsip Pemasaran.
Jakarta: Erlangga. 2006.
[1] Philip Kotler, Manajemen Pemasaran-Marketing Management
Analisis,Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol, (Jakarta: PT. Ikrar
Mandiriabadi,1998), edisi Indonesia, hal 52.
[2] M. Taufiq Amir, Dinamika Pemasaran-Jelajahi dan Rasakan,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal 8.
[4] Philip Kotler, Manajemen Pemasaran-Marketing Management
Analisis,Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol, hal 84-86.
[7] Philip Kotler, Manajemen Pemasaran-Marketing Management
Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol, hal 53.
No comments:
Post a Comment